POTONGAN KLISE
NOTE : Hati-hati dengan adegan yang tidak nyaman untuk di baca.
=======================
IRENE POV CLICHE
( 6 DAYS BEFORE REVENGE )
Hari ini aku bersiap-siap menjalankan misiku bertandang ke kantor Zenith Saesong untuk menemui Jongin.
Perjalananku ke sana memberiku waktu untuk merancang semua pembicaraan kami nanti. Rencana sempurna yang akan aku gunakan untuk menghasutnya.
Aku sudah sampai di depan sebuah gedung tinggi dan mewah. Setelah memastikan mobilku terparkir dengan baik, aku turun dan berjalan menuju pintu masuk dari kaca. Pintu bergeser membuka secara otomatis, melangkahkan kakiku melewatinya. Aku langsung menuju front desk dan bertanya kepada seorang cewek manis yang bertugas sebagai resepsionis.
"Selamat datang di Zenith Seosong Coorporation, ada yang bisa saya bantu Nona?" Sapanya sopan.
"Hai. Aku mencari Mr Kim Jongin", jawabku ramah.
"Dengan Nona siapa?"
"Irene"
"Sudah ada janji sebelumnya?"
"Aku sengaja ingin membuat kejutan. Jadi bisa tolong beritahu dia bahwa temannya sedang menunggunya, tapi jangan sebut namaku karena ini kejutan istimewa"
"Baik, di tunggu sebentar, nona Irene",
Resepsionis berbicara dengan seseorang dari telepon yang kuyakini itu Jongin lalu meletakan kembali gagang teleponnya.
"Dia akan segera menemui anda. Silakan duduk di ruang tunggu sebelah sini"
Ia menggiringku ramah ke sebuah ruangan tunggu berdinding kaca dan mempersilakanku duduk di kursi yang cukup nyaman untuk pantatku.
Berselang sepuluh menit, seorang pria berjas nan gagah berjalan beriringan bersama wanita berparas cantik dan imut yang tersenyum dengan pipi gembulnya. Bukan Krystal, tapi asistennya yang aku tau dia merangkap sebagai selingkuhannya, Jennie.
Resepsionis menghampirinya untuk memberitahu keberadaanku. Aku berdiri untuk menarik perhatiannya saat resepsionis menunjuk ke arahku.
Jongin mengangguk seusai di beritahu lalu menghampiriku, sedangkan Jennie, berjalan ke pintu keluar.
"Maaf, anda mencari saya? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?", tanyanya sambil menelitiku dari atas sampai bawah.
"Hai Jongin, aku Irene, setahuku kita pernah bertemu," kataku sambil mengulurin tanganku, yang disambutnya dengan uluran tangan besarnya yang hangat.
Kemudian kulihat secercah tatapan kekaguman pada matanya saat melihatku, seperti pria penasaran yang ingin menggodaku.
"Panggil saja aku Kai. Ngomong-ngomong ada perlu apa denganku? Kebetulan aku sangat sibuk, aku ada di meeting di luar"
Oke sepertinya tidak perlu basa basi lagi.
"Jadi begini Kai, aku ini kekasih dari Kim Taehyung, selingkuhan dari tunanganmu, Krystal Jung. Aku tidak mau mengurusi hubunganmu dengan tunanganmu itu tapi aku ingin memperingatkan satu hal."
Matanya menatapku kaget lalu mengernyit menahan kesal setelah kujelaskan itu.
"Aku tidak melihatnya hari ini dan siapa kau? Mau apa kau?", ia mundur selangkah, menatapku curiga.
"Sudah aku katakan aku mengenalmu dan aku tahu semua tentang kau, Krystal dan Jennie. Aku tahu kalau kau punya hubungan lebih dari sekedar atasan dan asisten." kataku sambil maju mendekatinya lagi.
Awalnya ia menatapku curiga, kemudian tatapan itu berubah penasaran bercampur bingung yang tersorot jelas dari matanya. Ia pasti syok aku bisa mengetahui segala tentangnya. Ia hanya terdiam setelah informasi yang kumiliki seperti menelanjanginya.
"Mungkin kau kesal pada Krystal dan gatal ingin menghabisi Taehyung yang telah menggoda tunanganmu. Itulah tujuanku kemari, menemuimu dan memberitahumu agar kau menyingkir dari Taehyung-ku jika kau berani melukainya. Tapi jika kau ingin menghancurkan Krystal aku akan membantumu walau artinya kau kehilangan harta yang kau impikan." Aku maju mendekat perlahan padanya, kucondongkan tubuhku untuk membisikan sesuatu.
"Kau tidak usah khawatir aku akan memberikanmu lebih dari apa yang kau miliki sekarang. Kekuasaan dan harta yang banyak tanpa harus menjilati ayah dari tunanganmu" aku mundur selangkah setelah membisikan tawaranku.
"Kau ini siapa sih? Apa kau lebih kaya dari Jung Saesong"
Kusunggingkan seringaiku mendengar keraguannya, "Tentu saja, karena aku adalah Bae Joohyun,"
#FLASHBACK 20 YEARS AGO"
Irene adalah anak satu-satunya dari pasangan kaya raya pengusaha Real Estate terbesar di Daegu. Kedua orangtuanya meninggal dalam kecelakaan kapal feri saat Irene masih 3 tahun. Irene pewaris tunggal hidup bersama pengasuhnya dan tidak pernah keluar rumah untuk bermain dengan anak-anak sebayanya. Irene gadis yang selalu terkungkung di Mansion indah milik orangtuanya.
Sedangkan Kai anak sebatang kara yang tinggal bersama ibunya yang sering memukulinya karena kesulitan ekonomi.
Kai dan Irene tinggal beberapa blok saja. Blok yang membedakan si kaya dan si miskin. Irene sering melihat Kai dan teman-temennya bermain di taman dekat rumahnya dan selalu bermimpi bisa main bersama.
Irene: Hai Jonginie, aku Joohyun, boleh aku ikut main?
Kai: Enggak boleh. Kau kan anak perempuan, anak perempuan tidak main dengan laki-laki.
Irene: Aku cuma mau main dengan kalian, aku mau kok main apapun.
Kai dan teman-temannya saling berbisik kemudian cekikikan setelah memikirikan rencana untuk mengerjai Irene.
Kai: Baik kalau kau mau main dengan kami. Tapi ada syaratnya.
Irene: Apa itu? Aku akan melakukannya.
Kai: Main dengan laki-laki berarti kau harus berani. Jika kau ingin main dengan kami kau harus memukul ini sampai mati.
Kai mengambil sesuatu dari sebuah kantong kresek hitam, anak kucing berwana kuning langsung mengeong ketakutan. Irene menatap nanar kucing yang terikat kakinya, lalu Irene menatap Kai dan teman-temannya yang tersenyum nakal.
Irene: Itu anak kucing, apa salahnya anak kucing ini?
Kai: Dia mencuri ikan di rumahku, gara-gara kucing ini aku di pukuli ibuku karena tidak melihat kucing masuk dari jendela dapurku.
Irene: Tapi dia cuma kucing.
Kai: Ayo kau mau main dengan kami atau tidak? Ini batunya, cepat pukul kucing ini.
Irene ragu saat menerima batu dari Kai. Ia bertanya-tanya akan keseriusannya yang menyuruhnya untuk menyakiti hewan imut itu. Tapi yang Irene inginkan cuma teman, Irene cuma gadis lugu yang bermimpi bisa main bebas dengan teman sebayanya.
Irene menatap batu di tangannya lalu dengan mata terpejam ia memukul kepala kucing itu. Kucing mengeong semakin nyaring , artinya masih hidup. Lalu Irene memukul bagian tubuhnya sekali. Ngeongannya memang sudah berhenti tapi tubuh kucing itu meronta-ronta seperti kejang. Akhirnya Irene memukul kepala kucing itu lagi sampai suara remukan tulang terdengar. Irene tidak berhenti ia terus menumbuk bagian kepalanya hingga tengkorak anak kucing itu pecah bahkan cipratan darah mengenai bajunya.
Setelah memastikan anak kucing itu sudah tiada Irene menjatuhkan batu bata di tangannya ke tanah. Ia menatap Kai dan teman-temannya yang wajahnya memucat pasi, ngeri melihat perbuatan Irene. Kai tidak menyangka gadis cilik itu berani melakukan hal setega itu cuma karena ingin ikut bermain. Padahal Kai cuma mengujinya saja.
Irene: Sekarang, apa aku sudah boleh main dengan kalian?
Kai: Aku tak percaya kau membunuh kucingku, dasar cewek gila. Pergi sana!
Irene: Tapi aku sudah lakukan apa yang kau minta.
Kai mendorong tubuh mungil Irene sampai ia jatuh kebelakang.
Kai: Tidak! Pergi sana, Joohyun gila, Joohyun pembunuh.
Irene berlari ke rumahnya sambil menangis dan tangan bersimbah darah. Sedangkan Kai dan teman-temannya merencanakan upacara pemakaman kucingnya.
#END FLASHBACK#
KAI CLICHE
Aku benar-benar terkejut berjumpa dengan cewek sadis seperti dia. Melihatnya berubah menjadi sosok wanita yang sangat cantik dan anggun. Bahkan melebihi kecantikan Jennie dan Krystal. Keluarganya juga salah satu pengusaha terkaya di negeri ini mengalahkan kekayaan orangtua Krystal. Dia terkenal sangat royal, jadi bukan omong kosong lagi jika ia menjanjikan kekayaan untukku karena dia benar-benar tajir. Kenapa cewek-cewek kaya terjerat dan terpedaya Taehyung? Padahal dia miskin dan cuma lulusan SMA. Luar biasa bajingan. Dia bajingan yang beruntung.
"Merasa familiar dengan nama itu?" Desisnya yang terdengar tajam untukku.
"Kau__Joohyun bocah gila itu?"
"Tidak, tapi kau yang gila. Yang aku inginkan cuma teman, tapi kau memberikanku trauma seumur hidupku. Kau sekarang mengerti kan, dulu aku mau menuruti kemauanmu saat kita masih kecil. Sekarang giliranku,"
Dia benar-benar gila. Apa dia mau aku menuruti permintaannya untuk menghabisi Krystal karena telah berselingkuh dengan kekasihnya. Aku memang membenci Taehyung saat mendengar informasi darinya, menyadari firasatku benar bahwa semalam ia habis bercinta dengan Taehyung. Pria miskin yang berani meniduri tunanganku. Walau aku amat sangat kesal dengan perbuaran Krystal tapi rencana untuk menghabisinya sangat jauh dari keinginanku.
Aku kini lebih memilih Jennie ketimbang Krystal, tapi mendengar tawarannya. Mungkin bisa kupikirkan lagi.
"Irene, dulu kita cuma anak-anak dan tidak ada kaitannya saat ini. Aku minta maaf jika kau jadi trauma"
"Kenapa minta maaf? Aku tidak pernah marah padamu. Justru hal itu mengajarkanku untuk lebih berani mengambil tindakan"
Aku masih memikirkan rencana gilanya untuk menghabisi Krystal. Semakin kupikirkan, semakin banyak hal yang berkecamuk. Jennie tidak perlu tau ini, biar ini jadi urusanku dengan cewek gila ini.
"Jika kau berubah pikiran kau bisa menghubungi aku kemari dan ingat. Aku serius dengan ucapanku. Tapi jika kau tidak mau menerima tawaranku, aku akan melakukannya sendiri dengan tanganku"
Ia memberikan kartu namanya padaku dan aku menerimanya dengan ragu. Setelah itu ia langsung melangkah enteng meninggalkan gedung ruangan. Meninggalkanku yang mematung memikirkan langkah permainanku. Irene itu cewek gila dan psycho, setauku begitu. Mendengar rencananya itu sudah pasti bukan main-main.
Kini aku memikirkan Krystal, sebagian besar aku masih menyayanginya. Bukan lagi soal harta, tapi keselamatannya jika ia terus berurusan dengan Taehyung.
Aku menelpon Jennie untuk memberitahunya bahwa aku tidak ikut meeting karena ada keperluan mendadak. Awalnya Jennie terdengar kritis mendengar kabar mendadak itu, tapi aku berusaha meyakinakannya agar ia yang mengambil alih dan menghandle meetingnya.
Hari ini aku belum bertemu Krystal, aku akan menemuinya untuk memberikannya peringatan soal ini. Biar saja jika dia masih marah padaku yang penting informasi ini harus tersampaikan terlebih dahulu sebagai peringatan dini.
***
KRYSTAL CLICHE
Krystal menatap enggan seseorang yang memasuki ruangannya. Bahkan tamparan itu masih terasa ngeri bila dirasakan.
Krystal: Mau apa mau kemari? Mau memukulku lagi? Masih berani kau muncul di hadapanku setelah menamparku dan mengusirku.
Kai: Aku ingin membicarakan asisten barumu itu dan hubungan ini.
Krystal: Dia izin sakit dan aku tidak mau membicarakan apa-apa lagi tentang hubungan kita. Jadi silakan pergi dari ruanganku.
Kai: Krys, biarkan aku bicara dulu.
Krystal: Aku tidak mau mendengarkan apapun lagi darimu. Tamparan semalam sudah cukup jelas bagiku bahwa kita tidak akan bersama lagi. Aku sarankan lebih baik kau mengundurkan diri dari kantor ini sebelum aku mengadukan sikapmu ke papaku.
Kai berkacah pinggang lalu tertunduk. Krystal bisa merasakan seringai di balik wajahnya. Saat Kai mengangkat wajahnya, ekspresinya berubah keji seperti semalam.
Kai: Pria kotor itu pasti merayumu duluan, iya kan? Makanya kau lebih memilihnya ketimbang aku?
Krystal: Tutup mulutmu Kai! Aku tidak sama sepertimu yang menyukai penjilat. Aku lebih memilih Taehyung karena aku mencintainya.
Kai: Krystal, kau bahkan tidak tau siapa dia. Nih, kuberitahu kau satu hal. Jika kau memilihnya maka hidupmu akan terancam. Saat itu terjadi padamu, aku tidak akan menangisi nisanmu karena pelacur sepertimu pantas mendapatkan itu.
Krystal: Kau mengancamku? Coba saja Kai. Aku akan mengikuti permainanmu. Lagipula aku selalu menang Kai, aku selalu menang melawanmu.
Kai mendengus kasar mengetahui Krystal mengabaikannya. Tanpa mengatakan apapun lagi. Kai langsung pergi meninggalkan ruangan Krystal.
Krystal bertanya-tanya maksud dari ucapan Kai soal hidupnya akan terancam jika bersama Taehyung. Krystal berpikir apakah ini ada kaitannya dengan insiden kemarin. Kemudian semenjak Taehyung izin sakit tadi pagi, saat ini Taehyung tidak bisa di hubungi. Krystal pun tidak tau jelas sakit apa yang Taehyung derita sampai ia mangkir dari kerjaan pertamanya sebagai asisten.
Krystal berniat untuk menemuinya saat makan siang. Firasat Krystal mendadak tidak enak setelah mendengar ucapan Kai. Sesampainya di apartement Taehyung, pintu terbuka sedikit. Ia mengintip pada celah terbuka dan memanggil nama Taehyung namun di dalam kosong. Walau ia takut dengan inisiatif Krystal masuk ke dalam karena tidak ada yang menyahut.
Krystal nyaris menjerit saat melihat darah berceceran di sekitar dapur. Krystal yang panik berlari meninggalkan tempat itu.
***
JENNIE CLICHE
(2 MONTH BEFORE REVENGE)
Jennie menawarkan diri untuk mengajari Yidam, anak laki-laki Amber. Selama Amber berkerja. Jennie dengan tekun dan sabar mengajari membaca dan berhitung.
Yidam masih sekolah mandiri karena Amber masih belum menemukan sekolahan yang mau menerima akta kelahirannya. Jennie sebenarnya juga bingung dengan Amber yang tidak pernah mau cerita soal upaya untuk menemui ayah dari anaknya. Atau jatidiri dari pria itu.
Jennie: Kau sudah bertemu dengan ayahnya Yidam?
Tanya Jennie saat membantu Amber masak makan siang di dapur. Jennie menangkap setiap ekpresi Amber setelah menanyakan itu. Amber menghentikan aktifitas memotong buncisnya dan beralih menatap Jennie.
Amber: Aku sudah menemuinya dan aku tidak mau bertemu dengannya lagi.
Jennie: Kenapa?
Amber: Dia hanya pria pengecut dan pecundang. Pokoknya segala hal buruk ada pada dirinya. Jika sampai bulan depan Yidam belum dapat sekolah, terpaksa aku kembali saja ke Amerika setelah kasusku selesai.
Jennie: Yah, kenapa harus kembali ke Amerika? Memangnya siapa sih pria itu? Kurang ajar sekali. Apa dia tidak mau bertanggung jawab atas putranya?
Amber: Lebih buruk dari yang kau bayangkan.
Jennie gemas Amber masih bungkam soal itu.
Jennie: Amber kita bersahabat sudah bertahun-tahun, kenapa sih kau tidak mau cerita soal ini padaku? Aku kan sayang padamu. Aku mau membantumu, aku sudah menganggap Yidam sebagai adikku sendiri.
Mendengar ketulusan permintaan sahabatnya. Amber beralih ke ruang tamu dan kembali dengan membawa map di tangannya.
Amber: Jen, aku juga sayang padamu, tapi aku tidak mau kau iba padaku.
Amber menyerahkan map itu pada Jennie agar Jennie bisa melihatnya sendiri. Sementara Jennie membaca isi dari map itu Amber akhirnya bercerita.
Amber: Awalnya saat mengetahui aku hamil tidak lama dari malam itu, aku sangat ketakutan. Aku tidak berani menggugurkannya tapi aku juga takut jika mempertahankan anak ini sampai lahir. Aku takut tidak bisa menyayangi anak ini karena mengetahui dari mana hasilnya. Anak dari hasil pemerkosaan tanpa cinta dan ikatan apapun. Namun sesaat putraku lahir, semuanya berubah karena keajaiban itu. Aku menyayanginya, aku ingin membesarkannya, merawatnya menjadi laki-laki yang baik yang dapat melindungi wanita. Menjadi versi terbaik dari ayahnya.
Jennie membolak-balikan lembaran selanjutnya yang terpampang wajah familiar untuknya. Wajah pria yang telah menjebaknya dengan membawa kabur hartanya.
Jennie: Ini laki-laki yang telah memperkosamu? Namanya Kim Taehyung? Ayah dari Yidam?
Mendengar nada keterkejutan pada suaranya, Amber jadi penasaran apakah Jennie mengenalnya.
Amber: Kenapa Jen? Kau kenal dengannya?
Ragu-ragu Jennie ingin menceritakan hal yang terjadi sebulan lalu. Tapi Jennie takut Amber mengecapnya sebagai cewek bego dan tolol yang dengan polos tertipu cowok tampan. Tapi sudah tanggung, lagipula Amber sudah menceritakan kisahnya, jadi mengapa Jennie harus merasa malu.
Jennie: Aku ingin jujur padamu tapi kumohon jangan marah padaku.
Amber: Kenapa?
Jennie: Aku tidur dengannya, laki-laki yang aku kira gigolo, dia yang mengambil mobil dan uangku.
Amber terkesiap nyaring.
Amber: Kau yakin itu dia?
Jennie: Aku yakin sekali, tidak salah lagi itu dia pria yang bernama V.
Untuk beberapa saat Amber terlihat seperti berpikir, wajahnya menyiratkan berbagai ekspresi. Yang Jennie likir, mungkin itu sulit bagi Amber untuk menangkap buronan yang juga ayah dari anakny.
Amber: Baik, ini info penting untuk perkembangan penyidikan. Aku akan buatkan catatan kriminal padanya dan segera lakukan penyergapan ke rumahnya.
***
AMBER CLICHE
(A DAY BEFORE REVENGE)
Sepulang bertugas Amber terkejut melihat Taehyung berada di ranjang anaknya bersama Yidam yang terlelap di pahanya.
Amber: Taehyung! Apa yang kau lakukan di rumahku? Dan dimana pengasuh anakku? Apa yang kau lakukan padanya?
Taehyung: Ssst...jangan berisik dong, anak kita sedang tidur. Kau tenang saja, aku hanya memberikannya obat tidur ke pengasuhnya.
Taehyung membelai lembut kepala Yidam. Ia tertidur dengan sangat pulas.
Taehyung: Aku kemari mau melihat anakku. Ternyata dia benar-benar mirip aku. Tadinya aku tidak percaya dengan ucapanmu. Tapi saat aku melihatnya langsung, kini aku percaya. Bahwa akulah laki-laki pertama yang merenggut keperawananmu dan melahirkan anak yang tampan seperti aku. Yeah aku ingat sekarang, termasuk bercak darah segar saat aku berhasil merobek selaput daramu.
Amber mengambil senjata dari sabuknya, menodongnya ke arah Taehyung.
Amber: Keluar dari rumahku!
Taehyung: Jangan coba-coba Amber, senjata itu terlalu bising, kau akan membangunkannya. Buruknya lagi saat ia bangun dia pasti akan ketakutan dan berpikir ibunya ingin membunuh ayahnya.
Amber: Kau memberitahunya?
Taehyung terkekeh kecil.
Taehyung: Tentu aku memberitahunya bahwa aku ayahnya yang Astronot itu. Aku juga ceritakan padanya bagaimana pertemuan kami, dia sangat menyukai cerita fantasi sampai membuatnya terlelap.
Amber: Kau sudah bertemu dengannya, sekarang pergi dari rumahku atau aku akan memborgolmu dan menjebloskanmu ke penjara.
Taehyung: Aku tidak mau pergi, aku mau hak asuhku.
Amber tertawa mengejek mendengar keinginan Taehyung yang gila.
Amber: Kau tidak akan bisa memenangkan apapun untuk bisa mengasuhnya.
Taehyung: Oh ya? Aku punya apapun untuk melawanmu di pengadilan. Aku sudah mengambil DNA miliknya untuk di cek dan aku juga sudah menandatangani surat wali asuh yang akan aku serahkan ke kejaksaan. Lagupula anak ini lahir tanpa ikatan apapun. Dinas sosial bisa saja mengambilnya darimu kapanpun, dia anak di bawah perlindungan negara Korea Selatan.
Amber: Dia lahir di Amerika Serikat.
Geram Amber menekankan.
Taehyung: Aku tau, jika hasil tes DNA membuktikan aku adalah ayah bilogisnya, secara hukum disini dia adalah darah daging dari Ayah seorang Korea. Otomatis dia menjadi anak berkebangsaan ayahnya. Kau tidak usah mengguruiku soal hukum hak asuh anak. Karena aku sudah menghabiskan waktu pelarianku untuk membaca di perpustakaan soal hak dan hukum diriku atas anak ini.
Amber menatap geram Taehyung, tidak tahan ingin melubangi kepalanya dengan timah panas.
Taeyung: Aku bisa saja mengadukanmu soal caramu mengasuh anak. Ibu seorang alkoholic dan banyak mengonsumsi obat-obatan anti depresan ini. Terlebih kau hamil tanpa ikatan lagi, dengan si pecundang Kai, pacar dari sahabatmu. Tsk..tsk...tsk Amber, Amber. Kau benar-benar Ibu yang murahan. Kurasa lencanamu hanya kedok untuk bisa menggoda pria agar mau menyetubuhimu. Apakah aku telah memberikan kenangan memuaskan pada malam itu hingga kau jadi liar seperti sekarang?
Amber: Apa yang kau inginkan dariku!?
Taehyung: Tutup soal kasus penyaniayaan dan upaya pembunuhan yang kau kerjakan.
Amber: Aku tidak bisa melakukannya, mantan pacarmu yang melaporkannya.
Taehyung: Dia sudah membatalkan kasus itu berbulan-bulan yang lalu. Aku mengancam akan meninggalkannya jika ia tidak mencabut laporannya ke polisi. Kasus itu sudah di tutup dan kau tiba-tiba membukanya kembali.
Amber: Dari awal aku curiga tiba-tiba Irene datang ke kantor polisi untuk membatalkan laporannya, setelah beberapa bulan dia melaporkan dengan wajah babak belur sepulang dari rumah sakit. Aku tau ada yang tidak beres, aku tau dia di ancam. Sudah tugasku tidak akan membiarkan orang sepertimu berkeliaran. Dan saat aku ke tempat tinggal baru Irene beberapa minggu lalu untuk mengumpulkan laporan berita acara. Aku kaget melihat wajahmu dan aku simpulkan jika kaulah yang Irene laporkan.
Taehyung menatap geram Amber serasa ingin mencekiknya, tapi sayang Yidam ada di pangkuannya.
Amber: Aku tidak akan berhenti mengusut kasus itu sampai kau menerima ganjarannya. Tentu aku lebih suka kau membusuk di penjara karena itu pantas untukmu. Aku telah menjebloskan banyak pria sepertimu ke penjara dan kau tinggal tunggu waktumu.
Tiba-tiba Irene masuk ke dalam ruangan yang sama, menodongkan pistol langsung ke kepala Amber.
Irene: Jangan bergerak dan jatuhkan senjatamu!
Dengan perasaan terkejut, Amber menatap Taehyung yang sedang melotot melihat kedatangan Irene.
Amber: Kalian berkerja sama?
Amber hendak berbalik untuk menyergapnya namun Irene mengetuk kepalanya dengan gagang pistol.
Irene: Diam kau brengsek!
Amber: Dari mana kalian tau rumahku?
Irene: Aku tau segalanya tentangmu Amber Josephine Liu, aku tau tentang kalian berdua, dan aku mau anak itu.
Merasa hidupnya dan anaknya akan terancam. Amber berusaha mencuri kesempatan untuk melawannya. Namun dengan gerakan cepat menggunakan tangannya yang lain Irene menyuntikan Amber obat penenang ke lehernya dan Amber ambruk ke lantai.
***
TAEHYUNG CLICHE
(A MONTH AFTER REVENGE)
Amber masuk ke ruang interogasi, membanting berkas tuntutan dan hasil penyidikan ke meja logam di hadapan Taehyung. Taehyung hanya menyeringai sambil menghembuskan asap rokoknya, menyepelekan tiap introgasi yang sudah berkali-kali di lakukan.
Taehyung: Aku sudah tidak mau mengatakan apapun lagi karena aku sudah cukup senang akhirnya dia mati juga. Bukankah itu balasan yang manis?
Amber: Diam kau bajingan sialan! Kau sudah kalah Kim Taehyung dan kau sudah kehilangan kejantananmu saat menerima semua ganjarannya. Bisa kupastikan kau benar-benar membusuk disini. Bukankah itu balasan yang manis?
Amber menirukan kalimat terkakhir Taehyung, namun Taehyung hanya nyengir gemas sambil menggigit bibirinya.
Taehyung: Yidam sayang, tunggu ayah keluar dari penjara ya nak.
Taehyung tertawa kesetanan sampai tersedak setelah meneriaki kalimat itu. Melihat sikap gila Taehyung membuat Amber kesal.
Amber: Kau pikir aku akan membiarkanmu keluar dari tempat ini setelah apa yang kau lakukan?
Taehyung: Lihat saja nanti, jika aku sudah bebas aku akan merebut Yidam darimu. Akan kubesarkan dia dengan caraku.
Amber yang murka langsung menebas wajahnya dengan tumpukan map file sampai Taehyung jatuh bersama dengan kursi yang memborgol kakinya. Dengan mulut berlumuran darah akibat pukulan keras di wajahnya, Taehyung malah tertawa maniak dengan tatapan kosong. Ia benar-benar sudah gila.
Amber: Kau pikir ini permainan? Kau mungkin bisa kabur dari Irene dengan cara licik dan licin seperti belut. Tapi kau tidak akan bisa lepas dari jeratan siksaku. Awalnya aku tidak tau harus berbuat apa saat mengetahui kaulah buronan yang aku cari selama ini. Karena aku memikirkan anakku yang malu memiliki ayah penjahat sepertimu. Tapi sekarang aku sadar, menyingkirkanmu adalah pilihan terbaik untuk kehidupan anakku.
Amber pergi dari ruangan introgasi meninggalkan Taehyung yang masih tersungkur di lantai dalam keadaan terborgol.
Taehyung: Hei jangan pergi, kau mau mendengar lagi kisah bagaimana aku merayu gadis-gadis korbanku. Aku tau kau bergairah mendengar itu. Kau mau aku menjilati vaginamu? Datanglah ke sel-ku, aku bisa melakukan itu dengan tangan terborgol.