Chereads / Gotham Daegu / Chapter 8 - Extremely Wicked, Shockingly Evil and Vile

Chapter 8 - Extremely Wicked, Shockingly Evil and Vile

NOTE : Hati-hati dengan adegan yang tidak nyaman untuk di baca!!!!

Irene menghentikan sedannya di kaki bukit yang tidak terlalu curam. Dekat rumah lamanya yang telah di jual Taehyung beberapa bulan yang lalu setelah insiden kekerasan itu.

Di belakang sedannya, mobil van membuntuti dan berhenti tidak jauh dari posisinya. Irene turun dari mobil, menghurup udara malam hingga udara dingin memenuhi paru-parunya dan ia hembuskan perlahan. Irene melangkah mendekati mobil van hitam,  membuka pintu bagasi van yang luas

Irene: Ikat mereka ke kursi, ikat mereka yang kencang. Jangan lupa tutup mulut dan mata mereka, kecuali dia. Dia harus melihat semuanya sampai akhir.

Anak buah Irene mengangkat tubuh mereka satu persatu dan mendudukan mereka ke masing-masing kursi kayu reot yang berjejer. Anak buah Irene menuruti semua perintahnya dengan apik, membuat mereka tak mampu bergerak.

Irene memerintakan anak buahnya untuk meninggalkannya setelah selesai mengikat mereka di kursi. Di sebuah bangku yang di sediakan anak buahnya, sambil duduk santai dan menikmati cokelat panas, Irene menunggu orang-orang yang kepalanya terkulai lemas sadar dari biusannya.

Taehyung yang pertama sadar. Saat ia membuka matanya perlahan, serbuan cahaya putih menyilaukan menyerang matanya. Sorotan lampu mobil dengan sosok wanita yang duduk di tengah membelah cahaya itu. Wajah orang yang paling ia benci muncul di hadapannya.

Taehyung berusaha lepas dari ikatan tambang di kedua tangan dan kakinya, namun sia-sia. Ikatannya begitu kencang hingga menyakiti tangannya. Taehyung menatap ke kanan dan kirinya. Wajah-wajah yang ia kenali, mereka terkulai lemah terikat di kursi yang sama dengan mata tertutup dan mulut di lakban. Hanya Taehyung satu-satunya yang tidak di tutup matanya.

Taehyung berusaha mengingat kembali apa yang sudah terjadi. Ia ingat sengatan rasa sakit yang luar biasa saat berusaha merebut senjata Irene di rumah Amber. Irene menyuntikan sesuatu yang membuat pandangannya kabur. Hingga hanya kegelapan yang menyelubunginya.

Taehyung menggeram keras di balik bungkaman lakban di mulutnya, menatap emosi wanita di hadapannya.

Sebenarnya Irene tidak tega melihat kekasihnya terikat. Tapi Irene ingin memberinya kejutan yang akan selalu di ingatnya. Irene mendekat untuk membuka lakban dan mengecup manis bibirnya.

Irene: Sayang aku cuma mau mempersembahkan tonton bagus untukmu. Pembalasan untuk orang-orang yang menganggapmu rendah. Tidak akan aku biarkan orang-orang menyakitimu sayang.

Taehyung: Lepasin aku! Lepaskan mereka Irene. Kumohon jangan seperti ini.

Irene: Taehyung sayang. Gak usah teriak-teriak. Cukup duduk manis dan menikmati tontonannya, paham?

Saat ia hendak bicara, mulut Taehyung pun dibungkam kembali dengan lakban, hingga ia tak bisa bicara.

Satu persatu mereka sadar dari pengaruh obat biusnya setelah mendengar amarah Taeyung. Mereka tau satu-satunya dalang di balik semua ini adalah Irene. Mereke saling menggeram, memekik saling menyahut gumaman mengampun sambil berusaha lepas ikatan dari tubuh mereka, tapi sia-sia.

Irene tidak sabar ingin melihat wajah mereka yang saling menatap benci. Irene sudah merencanakan segalanya dengan matang. Termasuk informasi mengenai kehamilan Amber, hasil buah cintanya berselingkuh dengan kekasih sahabatnya. Bukankah pertengkaran menjelang kematian mereka sangat menarik untuk di tonton.

Irene pun girang menyaksikan persahabatan itu runtuh di depan matanya tempo lalu sebelum Irene menyatroni rumah sewa Amber. Tidak lupa Irene juga menceritakannya ke Krystal, tapi dia sudah tidak peduli dengan apa yang di lakukan Kai. Permainan ini jadi tidak seru lagi dengan adanya Krystal yang lebih apatis dengan ancaman Irene. Krystal sama sekali tidak takut walau ajal akan menjemputnya di tangan Irene.

Satu persatu Irene membuka penutup mata dan plester mereka. Mata Jennie langsung menyalak ke arah Amber.

Jennie: Kenapa aku harus melihatmu lagi wanita busuk yang tega-teganya mengkhianatiku.

Amber: Jennie aku minta maaf Jen

Jennie: Diam! Kau tidak akan pernah aku maafkan

Amber: Jennie Aku akan menggugurkan anak ini

Jennie: Oh, ya seperti kau mampu saja untuk melakukannya? Hasil pemerkosaan saja kau pertahankan, aib dan tidak di rencanakan, apalagi anak itu.

Amber: Jennie apa kau menilaiku serendah itu?

Jennie menggubris ucapan Amber dan meludahi Kai di sebelahnya

Jennie: Kau tidak pernah berubah, kau pilih aku ketimbang Krystal yang sudah memberikanmu kekayaan, tapi kau malah merayu sahabatku!

Krystal: Itu akibatnya jika kau percaya dengan mulut buaya

Kai: Jennie, Amber lah yang selalu merayuku hingga aku tergoda.

Amber: Bajingan! Aku tidak pernah merayumu!

Jennie: Kalian berdua sama saja! Tidak akan kumaafkan. Irene jika kau ingin membunuh mereka berdua aku akan membantumu.

Irene: Kau sangat baik sekali Jennie. Tapi tidak, bukan begitu rencanaku.  

Ujar Irene santai, bahkan ia sempat tersenyum polos saat mengatakan itu.

Jennie: Irene, aku tidak pernah melakukan apapun padamu.

Irene: Kau pikir aku tidak tau! Kau pernah merayu pacarku di club.

Jennie: Aku sama sekali tidak tau dia milikmu. Irene aku tidak tau apapun tentangmu. Taehyung-mu yang merayuku duluan. Dia hanya mengincar harta dan tubuhku. Seperti bagaimana dia mengincarmu dan Krystal.

Irene: Diam Kau! Menurutku, kau lumayan cantik Jennie. Tapi kenapa kau malah ingin menjadi jalang. Kau tidur dengan Kai dan lebih parah lagi, kau berhubungan seks dengan Taehyung-ku. Dan semua ini cuma konsekuensi atas kelancanganmu

Jennie: Tidak Irene kumohon. Kau dan aku sama-sama korban. Pikirkan itu.

Irene yang enggan dengan perdebatan omong kosong itu menutup mata Jennie dan Amber kembali. Berkali-kali Jennie dan Amber meronta, yang jelas usaha mereka sia-sia saja.

Irene: Krystal. Beri aku jawaban yang bagus. Kau lebih membenci siapa di antara Kai, Amber dan Jennie?

Krystal: Tentu saja Kai.

Irene: Pilihan yang bagus. Ini akan menjadi pertunjukan yang hebat.

Puas dengan jawaban Krystal, Irene menghampiri kursi Kai.

Kai: Krystal apa-apaan kau! Perempuan tidak tau diri!

Kai memaki pada Krystal yang sama sekali sudah tidak peduli padanya. Krystal hanya menyeringai jahat mendengar amukannya.

Irene merengkuh wajah Kai agar menatapnya.

Irene: Oh Kai, Kai, Kai. Masih ingat 20 tahun yang lalu kau menyuruhku melakukan apa pada anak kucing yang malang itu? Sejak saat itu Aku selalu penasaran bagaimana rasanya menghancurkan tubuh seseorang.

Kai: Kau gila

Irene: Mungkin. Aku bisa berbuat gila untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. Kau ingin aku membunuh kucing demi bisa bermain denganmu, maka aku lakukan. Tapi kau malah mempermainkanku.

Kai: Irene, dulu kita cuma anak-anak.

Irene: Kau salah! Kau salah Kai! Seumur hidup aku tidak akan lupa hal itu. Aku habiskan masa kecilku untuk bertemu psikiater. Aku membutuhkan teman, sesuatu yang tidak pernah aku dapatkan. Sekarang terimalah balasan atas penyiksaan psikis ku Kim Jongin. Kau bertanggung jawab atas itu dan Aku pastikan yang melakukannya adalah orang yang pernah kau cintai.

Kai: Irene lepaskan hentikan!

Irene: Ayo Krystal ikuti perintahku.

Krystal: Kau mau aku yang melakukannya?

Irene: Tentu saja, itukan maumu. Luapkan segala kebencianmu padanya.

Krystal: Tidak Irene, bukan begini mauku.

Irene menutup kembali mata dan mulut Kai. Irene menarik kursi Kai sekuat tenaga menuju pohon besar yang terukir namanya dengan Taehyung. Selesai menggeretnya ke lokasi sempurna ia beralih ke Krsytal membuka ikatannnya.

Irene menjambak rambut indah Krystal dengan kasarnya sampai Krystal tersaruk-saruk, sekalian saja Irene hempaskan tubuhnya ke tanah. Krystal tak bisa berbuat apa-apa untuk membalasnnya. Berkali-kali Irene menamparnya, menendang punggungnya dengan segenap kekuatannya.

Irene: Take this, you fuckin' bitch!! Setelah menghabisi Kai, kau targetku selanjutnya.

Krystal: Irene kumohon hentikan! Aku pernah menolongmu yang nyaris mati, ingat itu kan?

Irene: Dengar wanita sialan! Aku tidak pernah merasa bersyukur telah kau selamatkan. Aku lebih memilih mati saja dari pada menjalani hidup seperti ini! Aku lakukan ini sebagai pembalasanmu karena merebut Taehyung-ku!

Irene lanjutkan penyiksaannya pada Krystal dengan menendang perutnya hingga ia memuntahkan darah dari mulutnya. Puas menghajarnya, Irene memaksa Krsytal masuk dan duduk di kursi kemudi. Irene menyusul duduk di kursi sebelahnya.

Irene: Sekarang, buktikan kebencianmu pada Kai. Cukup injak gas lurus ke depan tanpa membelok.

Krystal: Tidak mau! Aku memang membencinya yang sudah mengkhianatiku, tapi aku bukan pembunuh.

Irene: Ayo cepat atau aku bunuh kau sekarang.

Krsytal: Lakukanlah! Kenapa kau tidak bunuh aku sekarang dan lakukan sendiri balas dendamu perempuan gila?

Irene: Kau menghancurkan permainanku, tau! Tapi baiklah jika itu maumu.

Irene mengeluarkan pistol dari dashboard dan menembak Krystal tepat di bagian kepalanya. Darah menyiprati kaca mobil di sebelahnya dan pakaian Irene.

Irene: Sial darahmu mengenai tubuhku! Ewh...

Entah mengapa Irene sangat kesal dan ia lepaskan tembakan dalam jarak dekat sebanyak 2 kali ke bagian perut dan dadanya seperti maniak.

Suara letupan senjata membuat Amber dan Jennie panik, mereka meronta-ronta berusaha agar dapat lepas dari ikatan dan penutup mata mereka

Kini Irene mengalihkan pandangannya ke target di depannya. Irene menduduki Krystal yang sudah tewas, mengambil alih kemudi.

Tanpa ragu seolah-olah sudah tidak sabar dan paling ia tunggu-tunggu. Irene menginjak gas dan menabrak Kai yang terikat sampai suara remukan terdengar. Suara yang membuatnya tersenyum kesetanan. Irene mengendalikan persneling untuk mundur kemudian menginjak gas lagi. Kali ini suara lain terdengar hingga darah menyiprat ke kaca mobil di hadapannya. Irene nyalakan wiper untuk menyingkirkan darah yang menganggu pandangannya ke depan.

Ia lihat Kai sudah terkulai disana dan nyaris gepeng. Belum puas, sekali lagi. Ia mundur dan menginjak gas lagi sampai ban berdecit, menabrakkan mobilnya lagi ke arah Kai sampai suara remukan kedua terdengar. Saking kerasnya benturan itu airbag di setir sampai mengembang melindungi kepalanya dari benturan.

Irene kaget sampai sakit kepala karena hentakan airbag ke keningnya sangat keras. Lalu ia tertawa puas saat melihat ke hadapannya, Kai sudah tidak ada di sana. Mungkin dia sudah hancur seperti daging cincang.

Irene membuka pintu mobil mendorong tubuh Krystal hingga ambruk ke tanah. Irene keluar dari mobilnya dengan wajah lega. Merasa puas karena rasa penasarannya terbayarkan. Mengetahui bagaimana rasanya meremukan tubuh manusia. Suara kepala dan tulang hancur, terlebih suara perut meledak menghamburkan isi perutnya.

Dengan langkah enteng ia menuju korban lainnya. Ia mengeluarkan pisau lipat dari balik sakunya. Mengacungkan pisaunya dengan wajah penuh amarah ke arah Jennie. Selanjutnya Irene berniat menghabisi Jennie. Irene menghampiri Jennie, Jennie bisa merasakan hawa sadis yang mendekatinya.

Jennie: IRENE! KAU APAKAN KAI? BUKA KAIN INI!! BRENGSEK!!!

Raung Jennie namun Irene tidak mengindahkan teriakannya.

Irene: Ah, ternyata kau masih peduli dengan bajingan itu. Baiklah jika kau mau melihat pacarmu

Jennie mencari sosok Kai hingga ia menemukan pemandangan sadis yang bisa membuatnya mual. Ia menyorot tak percaya kepada sosok tubuh yang hancur dengan usus terburai dan berdarah-darah terhimpit mobil.

Jennie: KAIIIIII!!!! K...KAU! DASAR PEREMPUAN JALANG GILA! TUNGGU PEMBALASANKU!!"

Irene hanya tertawa kesetanan mendengar ancaman Jennie.

Irene: Kau juga mau melihat ayah dari janinmu Amber?

Irene membuka penutup mata Amber. Amber langsung menjerit menangisi Kai.

Amber: Dasar iblis, perempuan terkutuk. Aku bersumpah akan membunuhmu, Irene.

Irene menanggapi ocehannya dengan tertawa geli dan menutup kembali mulutnya dengan lakban.

Irene: Nah, Aku sudah menyingkirkan orang brengsek di kehidupanmu kalian. Ironi, kalian pun tau kalau Kai tidak pernah mencintai kalian berdua, dia hanya memanfaatkan tubuh kalian. Terutama kau Jennie, kau merayu Taehyung-ku, kau persis seperti Krsytal, ingin merebutnya dariku. Lalu kau melukai jemari cantik pacarku dengan senjatamu, kuberikan kau rasa yang sama dengan belati ini.

Jennie: Jangan! Tidak! Tidak!

Jennie menjerit memohon sambil mengepal tangannya. Melindungi jari-jarinya dari belati tajam itu.

Jennie: Dasar perempuan Iblis! Lepasin! Lepasin! Tidak. Taehyung kumohon perintahkan pacarmu yang gila ini untuk berhenti

Taehyung hanya terdiam, menontoni aksi Irene selanjutnya. Taehyung pun kesal pada Jennie yang sudah membutanya cacat. Jennie terus memaki membuat Irene semakin gemas melihatnya.

Irene: Diam sialan! Diam! Kau pikir dirimu lebih cantik dariku!

Irene mendekat ke wajah Jennie, menelusuri kulit halus wajahnya dengan ujung belati. Jennie merasakan sensasi aneh di perut bawahnya saat belati yang dingin itu menyentuh wajahnya. Seringai iblisnya sanggup membuat Jennie menelan ludah berkali-kali, nafasnya seolah tersedot keluar dari paru-paruku karena ketakutan.

Perlahan Irene mengarahkan belati itu ke lehernya, sentuhan dingin itu membungkam Jennie untuk bicara. Matanya yang berkilat jahat seperti pembunuh berdarah dingin.

Irene: Kau menikmati bercinta dengan Taehyung kan? Taehyung-ku memang sex god.

Kalau saja Irene bicara teriak-teriak atau bentak-bentak, mungkin tidak akan semencekam kedengerannya. Irene menyeramkan, sorot matanya bagai monster, seringai jahatnya menghiasi wajah cantiknya, sekarang kecantikannya benar-benar menguap. Jennie ngeri.

Irene: Perempuan nakal sepertimu harus dihukum. Kau harus dihukum, Jennie.

Sudah dari tadi Irene ingin melakukan ini, tangannya sudah gatal ingin memotong jari manisnya.

Jennie: AAAAARRRRRGGGHHHH…

Raungannya memilukan, tapi bagi Irene itu suara terindah yang ia dengar. Suara kekalahan dan keputusasaan di saat Irene memotong jari manis kirinya hingga putus. Jari yang sama saat Jennie menembaknya hingga Taehyung harus kehilangan jarinya.

Tidak sampai situ Irene menorehkan luka memanjang di pipinya, darah menetesi pipi hingga ke bajunya yang sudah berantakan dan penuh noda. Kemudian terakhir ia menusuk pipi gembul Jennie sampai tembus ke mulutnya dan ia robek dengan paksa. Kesal Jennie terus meraung kesakitan, Irene memukul kepala Jennie beberapa kali dengan gagang pisaunya.

Irene berhenti sesaat, memutari tubuh Jennie. Kemudian menyentuh tubuh Jennie dengan ujung pisaunya, tepat di dadanya. Rasa dingin dari belati membuat Jennie menggigil ngeri.

Amber terus berteriak melihat sahabatnya di sakiti. Namun suaranya teredam lakban yang menutup mulutnya. Irene kembali menyayat lengannya, lalu pipi sebelahnya yang masih mulus. Ia lukai juga dadanya dengan belati. Jennie sudah tidak mampu menjerit. Luka sobek di pipi hingga mulutnya melemahkannya, hanya erangan lemah yang keluar. Jennie sudah seperti mangsa yang tak berdaya di bawah cengkraman harimau.

Irene menikmati tiap prosesnya, bagaimana bunyi yang ditimbulkan ketika pisau merobek kulit. Bagaimana darah mengisi luka itu dan mengalir keluar. Betapa indah pantulan warna darah yang berkilau menerpa sinar lampu jalan. Sungguh tidak ada hal yang paling memuaskan di banding perasaan seperti ini.

Saat sedang menikmati menyayat tiap kulit Jennie, tiba-tiba Jennie menyembur ke wajah Irene. Liur dan darah menyatu menyiprati wajahnya, membuat Irene tersinggung dengan sikapnya dan semakin menyulut amarahnya. Irene menamparnya Jennie sekali yang semakin terkulai tidak berdaya.

Irene: Oh kau benar-benar pelacur yang kuat, sudah sekarat pun berani menantangku! Baiklah kuhabisi saja kau sekalian!

Irene merogoh saku pakaiannya mencari pemantik, matanya tak lepas dari Jennie, seakan dia akan menelannya bulat-bulat. Irene menyeringai saat menemukan pemantiknya. Irene langsung menyulut rambut Jennie dengan pemantik. Dengan cepat api berkobar membakar rambut dan kepalanya. Jennie berteriak kepanasan dan tidak ada yang mampu menolongnya.

Di balik bungkaman mulutnya dan tangisan derai air mata Amber memekik dan memohon pada Irene agar mematikan apinya. Amber membuang muka tidak sanggup lagi melihat api perlahan membakar tubuh Jennie.

Api sudah melahap tubuh Jennie, jeritan kesakitan itu sudah tak terdengar lagi. Jennie sudah mati. Tiga sudah tewas. Tinggal si polisi pelacur murahan ini. Amber.

Irene: Mau mengutarakan sesuatu?

Irene membuka lakban yang membungkam Amber dengan kasar hingga bibirnya berdarah.

Amber: DASAR JAHANAM KAU IRENE…IBLIS!! AKU SUMPAHIN KAU MEMBUSUK DI NERAKA!!"

Amber memaki dengan tatapan bengisnya. Teganya dia membakar Jennie? Sahabatnya? Amber menyesal kenapa ia dulu menolongnya.

Irene: Tsk...tsk...tsk. Diam kau brengsek, sebentar lagi giliranmu lho.

Amber: Apa yang kau harapkan dariku? Aku tidak pernah mencintai pacarmu, aku juga membantumu untuk memenjarakannya.

Irene: Kau salah! Aku sangat membencimu dan aku benci aku tidak seberuntung dirimu!

Amber: Irene, kami tidak pernah saling mencintai, akupun tidak pernah ingin bercinta dengannya, dia memperkosaku Irene.

Irene: Tapi karena kejadian itu, tanpa cintapun kau memiliki sesuatu darinya yang tidak pernah bisa aku miliki! Kau memiliki anak laki-laki yang aku impikan bersama Taehyung.

Amber: Irene, maafkan aku jika hal itu menyakiti perasaanmu. Aku mengerti bagaimana perasaanmu

Irene: Kau tidak akan mengerti dan tidak ada maaf bagimu. Aku akan menghabisimu dan anak itu.

Sekujur tubuh Amber mendadak dingin, tidak ada hal yang paling ia takuti selain membayangkan Irene akan menyakiti anaknya.

Amber: Brengseeeekkk…kau apakan anakku?

Amber meronta-ronta, menjerit dan memaki padanya.

Irene: Tentu dia akan berakhir seperti yang lain hari ini.

Ujarnya santai sambil berjalan mendekati mobilnya.

Amber: Irene aku bersumpah jika kau menyakitinya aku akan membunuhmu walau dengan tangan terikat!

Irene: Masa sih? Ngomong-ngomong aku sampai lupa dia ada di bagasi. Aku mau lihat dulu apa dia masih bernafas.

Amber: Irene kumohon jangan sakiti dia dan izinkan aku melihat anakku.

Irene: Tentu, akan kubawakan kepalanya padamu

Tawa iblisnya meledak dan terdengar bengis.

Amber: Tidak! Jangan sentuh dia! Irene! Jangan! Dasar brengsek!

Taehyung; Jangan lakukan itu Irene. Jangan siksa anak itu. Lepaskan dia. Aku akan lakuin apapun asal kau melepasnya

Permintaan Taehyung mencengangkan Irene, sanggup membuatnya berhenti melangkah.

Irene: Benarkah? Kalau begitu kau mau menikahiku sekarang?

Taehyung: Ya, ayo kita menikah. Kau menginginkan itu kan

Irene: Kau mencintaiku?

Taehyung: Kita bisa bicarakan semuanya nanti. Sekarang lepaskan dulu anak itu. Dia cuma anak-anak, jangan libatkan dia. Kumohon Irene jangan lakukan itu, dia anakku.

Irene: Sejak kapan kau peduli dengan anak hm? Kenapa kau tidak pernah mengatakan hal semanis itu padaku saat aku hamil.

Taehyung: Irene kumohon. Apa yang aku inginkan dari anak itu? Apa yang terjadi padamu? Apa yang sebenarnya kau inginkan? Aku tidak pernah memintamu untuk melakukan ini semua

Irene: Aku tau di lubuk hatimu yang terdalam kau menyayangi anak itu kan Taehyung. Maka aku gunakan dia agar kau bisa kembali bersamaku.

Taehyung: Irene, aku sudah tidak mencintaimu, kau cantik, sangat sangat cantik. Akan ada banyak laki-laki di luar sana yang akan mencintaimu seperti apa yang pernah aku berikan.

Irene: Tidak aku hanya ingin dirimu! Aku mencintaimu Taehyung, kumohon kembalilah bersamaku Taehyung. Jika kau menolakku, aku akan menghabisinya, aku akan menghabisinya sama seperti kau menghabisi anakku. Tidak akan kubiarkan darah daging Taehyung hidup di dunia ini kecuali dari rahimku!

Taehyung: Kau benar-benar sudah gila. Obsesi menghancurkan akal sehatmu!

Irene: Yeah, aku hanya ingin hidup bersamamu, apa itu sulit? Jika kau tidak mau menurutiku, maka kuanggap kau rela jika anak ini tewas.

Taehyung: Jangan lakukan itu!

Amber: Irene hentikan! Hentikan! Hentikan!

Taehyung: Irene! Oke Aku mau menuruti apapun keinginanmu, asal lepaskan dia, jangan sakiti dia. Kau mau kan kembali bersamaku?

Irene berlutut dan bersimpuh di kaki Taehyung.

Irene: Aku mencintaimu sayang, kau lihat aku bisa melakukan apapun untukmu, aku mencintaimu dengan segala kekuranganmu. Kau ingin memukulku, silakan kau pukul aku sampai puas. Yang penting kau selalu bersamamu. Tapi tidak akan kubiarkan kau berpaling dengan yang lain.

Irene membuka sabuk dan celana Taehyung, ia menarik paksa celanannya. Seketika Taehyung was-was akan tindakannya, ia mendelik panik.

Taehyung: Irene mau apa kau?

Irene mendangak, menatap Taehyung dengan mata kosongnya yang sendu.

Irene: Aku selalu ingin melakukan ini saat kau sedang tertidur. Kupikir dengan memotong habis penismu kau tidak akan meninggalkanku karena tidak ada lagi wanita yang menginginkan dirimu. Tapi setelah kupikir-pikir aku membutuhkannya juga. Dan sekarang kurasa sudah waktunya aku bisa memilikimu sepenuhhya.

Irene mengeluarkan penis Taeyung dan menggenggamnya penuh kepuasan. Menatap penis itu untuk terakhir kalinya sebelum ia tidak akan pernah bisa menikmatinya lagi.

Taehyung: Irene jangan gila Irene! Hentikan jangan lakukan itu. Kau mencintaiku kan? Kau masih mencintaiku? Aku sudah berpikir bahwa kita bisa menikah dan hidup bersama. Kita bisa punya anak yang banyak seperti yang kau inginkan

Irene: Sudah terlambat bodoh! Aku tidak akan pernah bisa punya anak sampai kapanpun karena kau menghancurkan rahimku. Lagipula Kau tidak pernah mencintaiku. Kau rela melakukan ini agar anak itu selamat. Kau tidak pernah peduli denganku!

Dengan kasar Irene mulai mengebiri penis Taehyung, menyayatnya sampai nyaris habis. Sebelum Irene memotong penisnya hingga putus. Taehyung meronta lebih keras, yang ia pikir gerakannya akan melonggarkan ikatannya. Namun ia malah terjatuh dan kepalanya membentur batu yang tertanam di tanah.

Irene termenung dengan apa yang ia lakukan. Menatap kedua tangannya yang penuh darah. Ia menyesalinya, menatapnya iba yang terbujur lemah di tanah. Irene merangkak ikut berbaring di tanah, menyamping menatapnya dan menangkup wajahnya. Irene mencecap bibir penuh Taehyung yang ia rindukan, melumatnya. Taehyung hanya terdiam.

Irene: Maafkan aku Taehyung, maafkan aku. Bagaimanapun juga Aku selalu mencintaimu, ada atau tidak adanya penis itu, aku tetap mencintaimu selamanya. Sekarang sudah tidak ada lagi yang akan menganggu hubungan kita. Ayo sayang kita pulang. Aku akan mengobati luka di penismu.

Taehyung: Bunuh aku saja Irene, kumohon bunuh aku.

Irene: Tidak Taehyung, bukan itu tujuanku. Aku janji tidak akan pernah menyakitimu lagi.

Amber menatap Taehyung nanar. Walau Amber membencinya, ia merasa kasihan harus melihat Taehyung semenderita itu. Apa lagi dia adalah ayah dari anaknya dan Yidam sangat menyayanginya. Taehyung bahkan mengorbankan dirinya agar Irene tidak menyakiti Yidam. Tapi ini belum berakhir, setelah ia mengebiri Taehyung, Irene tidak akan berhenti untuk menyiksanya dan anakya. Jika Irene ingin menyiksanya, Irene tau cara yang lebih kejam yaitu dengan membunuh anaknya.

Amber berpikir cepat harus bisa mencegahnya agar tidak memakan korban lebih banyak. Tapi bagaimana caranya dengan tangan dan kaki terikat begini?

Entah kekuatan apa yang merasuki Amber, dengan sekali lompatan ia meniban tubuh Irene yang berbaring di sebelah Taehyung. Irene menjerit kesakitan saat tubuhnya tertindih kursi yang Amber duduki.  Kursi kayu itu patah di berbagai sisi membebaskan sebelah tangan dan kakinya.

Amber berguling sekali, dengan cepat Amber membuka ikatan tali di kaki dan tangannya sebelum Irene pulih dari kesakitannya. Amber berdiri mantap siap melawan Irene dan Irene berdiri terpincang-pincang dengan belati yang berlumuran darah di tangannya.

Berkali-kali Irene melayangkan pisau itu ketubuh Amber. Dengan cekatan Amber menghindar. Amber harus bisa melawan walau tangan kosong, ia harus menghindari bahaya itu berbekal kemampuan pertahanan diri saat di akademi kepolisian.

Merasa dirinya kurang tangkas melawan Amber. Irene berlari ke arah mobil. Dia mau menghabisi Yidam yang ia sekap di bagasi. Amber menyerbunya dari belakang, menjatuhkannya di tanah.

Irene berbalik dan berhasil membalas Amber dengan menusuknya tepat di pingganya berkali-kali. Rasa sakit yang ditimbulkan membuatnya hampir rubuh. Irene menggapai pintu bagasi untuk membuka pintu bagasinya.

Amber tidak tinggal diam, dengan sisa tenaganya. Ia menendang kaki Irene kemudian menendang perutnya. Amber memelintir pergelangan tangannya ke samping sekuat mungkin sampai Irene menjatuhkan pisaunya. Amber menendang pisau itu jauh-jauh agar Irene tidak bisa mengambilnya, lalu Amber mengambil batu dan memukul kepala Irene sekali dengan batu sampai kepalanya bocor.

Irene masih kuat melawan Amber, ia mendorong tubuh Amber yang lemah bersimbah darah. Menindih tubuhnya, menatap Amber dengan tatapan mematikan. Jemarinya menancap luka tusukan di pinggangnya dan mengoreknya lebih dalam. Amber menjerit kesakitan sembari berusaha lepas dari siksaannya. Amber membalasnya dengan mencakar wajah Irene dengan kukunya yang terawat.

Tiba-tiba terdengar tembakan yang mengejutkan, lalu terdengar satu tembakan lagi yang diikuti cipratan darah ke wajah Amber. Amber menegasi, melihat kening Irene bolong dan mengeluarkan darah yang sangat banyak, membuatnya ambruk ke dada Amber.

Mata Amber mencari seseorang yang telah menembak Irene. Sesosok mulai tampak, seorang bocah laki-laki yang ketakutan sambil memegang pistol di tangannya. Yidam telah menyelamatkan Ibunya dengan menembak pistol milik Irene yang ia tinggalkan di kursi kemudi.

Amber mendorong tubuh Irene yang menindihnya dan berusaha duduk. Yidam menjatuhkan pistol itu dan berlari ke Amber.

Yidam: Mama baik-baik saja?

Tanya Yidam gemetaran sambil memegangi tangan Amber.

Amber: Kau baik-baik saja nak?

Yidam: Aku baik-baik saja mom

Amber: Kau anak yang pemberani.

Rasa sakit pada luka tembakan itu mulai  menjalari tubuhnya lalu semuanya gelap

Yidam: Mama….jangan matiiiiii…jangan tinggalin Yidam.