Chereads / Miss Dangerous / Chapter 5 - ~5~

Chapter 5 - ~5~

BRAK

Mereka mendengar suara dari tiga gadis yang sedang mereka kagumi itu, dan mereka bisa melihat salah satu dari gadis gadis tersebut, lebih tepatnya yang jalan paling depan, menabrak perempuan lainnya

"ughh kalo jalan liat dong" sewot perempuan yang baru saja bertabrakan dengan Vania dan sedang terduduk di lantai

"eh maaf gua ga liat" kata Vania sambil menyodorkan tangannya untuk membantu perempuan itu berdiri

"ck ga perlu bantuan dari orang miskin" tepis perempuan tersebut, dan berdiri sendiri

Semua orang yang melihat itu meringis dan memikirkan bagaimana nasib perempuan itu ditangan Vania nanti

"ya sudah" Vania berjalan pergi tidak peduli bersama dengan Lystra dan Abel, toh Vania sudah mencoba membantunya, tapi ditolak dengan kasar

"ga secepet itu dong" perempuan itu menarik rambut Vania

Vania meringis sedikit sebagai reflek saat rambutnya ditarik

"woii kaga usah narik dong!" Abel melepaskan tarikan gadis itu dari rambut Vania dengan kasar

"berisik, urusan gua sama dia" tunjuknya ke Vania

"gua? gua kan dah minta maaf, gua juga udah coba bantu tapi tangan orang kaya lu ga mau nyentuh tangan orang miskin kan" Vania menyeringai licik saat melihat perempuan itu, Vania masih marah dengan kejadian di gedung sebelumnya, kekesalan dia masih terdengar dengan jelas dinada Vania berbicara

"belagu yah lu" perempuan itu melayangkan tangannya untuk menampar Vania, tapi ia kalah cepat dengan Vania yang sudah menahan tangannya

Vania memiringkan kepalanya, dan menyeringai merendahkan dengan tatapan meremehkan bercampur dengan jijik "kau lamban sekali" dengan nada yang meremehkan tentu saja

Vano dan kedua sahabatnya berjalan mendekat untuk melerai mereka, tapi ditahan oleh Lystra dan Abel

"kalo Vania dah gini, ada baiknya lu ga ikut campur" saran Abel dan diangguki oleh Lystra. Mendengar hal tersebut mereka bertiga memutuskan untuk mengikuti saran tersebut dan diam menyaksikan

Kembali dengan dua perempuan yang sedang menjadi pusat perhatian saat ini

"ga usah sok deh lu, gue bakal panggil kepala sekolah dan buat lu dikeluarin dari sekolah" ancam perempuan tersebut

"berani banget, nama lu siapa?" tanya Vania tidak menggubris ancaman perempuan tersebut dan masih setia memegang tangan perempuan itu dengan keras

"Sophia Nortwest, gua yakin lu tau keluarga Nortwest" Sophia tersenyum puas, karena ia berpikir Vania akan meminta maaf

"oh seorang Nortwest, gue kenal orang tua lu. Gua yakin mereka akan malu melihat kelakuan putri semata wayangnya ini" tidak seperti pemikiran Sophia, tentu saja. Vania makin menunjukan senyuman miris yang dibuat buat

"ck gua bakal laporin ke kepala sekolah pokoknya" wajah Sophia berubah menjadi merah karena menahan malu dan marah

"silahkan ga ada yang larang kok" sehabis Vania berkata ia melintir tangan Sophia ke belakang, dan sekarang posisi Sophia membelakangi Vania dan tangannya dipunggung dia, dengan posisi yang tidak benar. Sophia meringis kesakitan "tapi sebelum ngelapor, gua pelintir dulu tangannya ga apa apa kan yah"

"lepasinn, sakit tauu!" perintah Sophia menahan rasa sakit

"gladly" Vania melepaskan tangan Sophia, tapi sebelum Sophia berbalik ia sudah menendang punggung Sophia, yang membuat gadis tersebut tersungkur lagi. Anggaplah Vania jahat, tapi memang kenyataannya seperti itu

"hey ada apa ini?!" tanya seorang guru yang baru saja dipanggil oleh salah satu murid

"Oh ibu Sukma, Sophia terjatuh tadi, aku ingin membantunya" Vania berkata sambil menyodorkan tangannya, dengan tersenyum licik

Karena Sophia tidak ingin memperburuk keadaan, ia memutuskan untuk menerima sodoran tangan Vania, tapi sebelum ia memegang tangan Vania, pemilik tangan tersebut sudah menarik kembali tangannya

"oh maafkan aku, aku lupa kalau kau tidak ingin menyentuh tangan orang miskin" Vania sungguh puas dengan hal yang sudah dia lakukan

"Vania Christibel Lorenza!!" marah bu Sukma kepada Vania

"apa? semua orang disini mendengarnya kok. Ya kan bel, lys" Vania mengedipkan sebelah matanya seperti memberikan kode kepada kedua sahabatnya itu

Sahabatnya yang mengerti kode tersebut, ikutan tersenyum licik

"iya bu, Sophia berkata seperti itu" Lystra berkata dengan menatap Sophia dan tersenyum puas, Abel mengangguk sambil ikutan tersenyum puas juga

"apakah benar itu Sophia?" tanya tajam bu Sukma

"tidak! itu tidak benar!mereka bersahabat, mereka membela Vania!" Sophia mencoba untuk mengelak dan mengubah tuduhan

"masih bisa mengelak eh?" Vania mengedarkan matanya kearah murid lain

"kau" tunjuk Vania pada seorang lelaki, yang ditunjuk berubah menjadi pucat dan gugup "tadi Sophia berkata seperti itu bukan pas gua mau bantuin dia waktu kita tabrakan?" Vania menatap murid laki laki tersebut. Murid tersebut tidak ingin membuat masalah dengan Vania dan teman temannya hanya mengangguk

"see" Vania kembali memandang bu Sukma "saya tidak mungkin berbohong" lanjutnya

"baiklah kalian semua kembali ke kelas, Sophia anda ikut saya" bu Sukma berjalan pergi setelah memberi arahan, dan di belakangnya diikuti oleh Sophia

Tapi anehnya, murid murid yang berkumpul tidak kunjung bubar, seperti sedang menunggu sesuatu dari Vania, Lystra dan Abel

"nungguin apa kalian?" tanya Abel

Mereka pun tersadar, lalu satu per satu meninggalkan mereka bertiga

Kecuali Vano, Zen dan Joshua yang masih berdiri didekat tiga gadis itu, yang saat ini sedang tertawa

"bisa bisanya mereka ketawa setelah kejadian tadi" Joshua memecah keheningan

"iya...mereka kok bisa sih setega itu" Zen bertanya pada dirinya sendiri

"gua makin yakin kalo mereka anggota Rose Gold" Vano akhirnya mulai berbicara

"lu masih ngomongin itu?!" Zen sudah muak dengan Vano yang berpikiran tersebut, nyatanya hampir setiap saat ia membicarakan hal tersebut. Teman temannya sudah muak dengan pemikiran pemikiran Vano

"kalo lu mikir gitu mulu tapi lu nya kaga yakin, tanya aja ke mereka napa sih" kesal Joshua

"emang mereka bakal ngaku" Vano menaikan satu alisnya

"coba aja dulu" Zen menarik Vano kearah 3 gadis itu, diikuti dengan Joshua

Ketiga gadis itu, menyadari geng Vano sedang mendekati mereka

"ngapain mereka kesini?" tanya Lystra, yang dijawab dengan angkatan bahu dari Vania dan Abel

"ngapain kalian?" tanya Abel langsung setelah 3 cowo itu ada dihadapan mereka dengan dingin

"pertama, kita mau minta maaf atas kejadian yang kemarin kemarin itu" kata Joshua, dan hanya dijawab dengan deheman dari 3 gadis itu

"terus kita mau nanya" Zen menyenggol Vano, agar Vano bertanya tentang RG kepada mereka

"kalian tau Rose Gold?" tanya Vano ragu

Tidak ada perubahan mimik muka dari Vania, Lystra dan Abel

"tau" jawab Vania singkat. Semua orang yang mendengar itu melotot kepada Vania, termasuk Lystra dan Abel. Kedua sahabatnya itu tidak tau bahwa Vania akan menjawab seperti itu

"tau darimana?" tanya Joshua

"ck, siapa yang gak tau sama RG sih" Vania kembali berkata

Mereka semua setuju dengan perkataan Vania, karena RG sangat terkenal dengan semua hal yang sudah mereka buat

"kalian...tau ketuanya siapa?" Zen bertanya ragu

Vania mengangguk. Melihat jawaban Vania, lagi mereka semua melotot

Lystra dan Abel memberikan tatapan 'kok lu ngasih tau mereka sih' Vania sadar dengan tatapan itu, sehingga ia kembali berkata "tapi gua ga bakal kasih tau, sampai waktunya datang"

"iya, toh besok bakal konferensi pers" Lystra membuka mulutnya

"lusanya pesta besar besaran" Abel melanjutkan

"kalian bakal dateng?" Vano bertanya lagi, setelah mencerna semua informasi yang keluar dari mulut 3 gadis itu

Dengan kompak mereka mengangguk

"kalau begitu sampai bertemu di pesta" setelah itu Vano berjalan pergi bersama dengan 2 sahabatnya

Sehabis kepergian 3 lelaki itu, Vania Lystra dan Abel berjalan ke tempat rahasia mereka dan menghabiskan waktu disana hingga pulang sekolah.