Happy reading,
Di sebuah rumah mewah bergaya modern yang berada di distrik Minato, kota Tokyo. Terdapat seorang pria paruh baya yang sedang duduk tak bergeming di atas kursi rodanya, tatapannya menerawang jauh ke arah luar ruangan.
Sinar matahari pagi yang masuk melalui jendela langsung menyoroti wajah pria paruh baya tersebut, masih tersisa ketampanannya di usia yang tak lagi muda.
Pemandangan indah di balik jendela tidak sedikitpun menarik minatnya, ia lebih suka merenung menelusuri masa lalunya. Kehilangan istri tercintanya membuat ia menjadi orang yang dingin tak tersentuh.
Puteri semata wayang yang telah di jaganya bagaikan batu permata kini telah menyusul mendiang istrinya. Sedangkan putera kesayangannya sangat membenci dirinya, dan menuduhnya sebagai penyebab dua wanita yang sangat di sayangi oleh puteranya pergi untuk selamanya.
Tok! Tok! Tok!
" Masuk! " ucap pria paruh baya itu dengan suara bariton miliknya, ia mengalihkan pandangannya ke arah pintu.