Chereads / PANGERAN UNTUK ELLA / Chapter 2 - Tragedi

Chapter 2 - Tragedi

"Baiklah ayah tidak akan memaksamu, kurasa keadaan perusahaan masih bisa dipertahankan !" jawab ayahnya setelah selesai makan ia mengusap ujung bibirnya dengan serbet, gelas keduanya sedari tadi sudah disi dengan wine kesukaan ayahnya. Ella merasa lega.

"Iya ayah !" kali ini senyuman memancar dari bibirnya, Samuel tidak mau putrinya bersedih. Edward kini menyajikan makanan penutup.

"Terima kasih buat Magda yang sudah memasak enak sepertinya biasanya !" ujar Samuel Anderson.

"Baik tuan nanti akan saya beritahu ucapan anda !" jawab Edward, mengambil piring kecil makanan penutup. Acara makan pun selesai sudah.

"Ayah mau keruang kerja dulu !" ujarnya sambil berdiri, Ella pun ikut berdiri dan sedikit membungkuk menghormati ayahnya dan dia pergi. tak lama ia kembali ke kamarnya.

Di kamar Mary sudah menunggu dan membantu membuka gaunnya dan setelah itu berganti dengan daster tidurnya. kepang rambutnya ia buka, dan memutuskan untuk tidur.

----------

Bebetapa hari kemudian, terjadi kebakaran di kapal milik tuan Samuel semua barang terbakar habis, kerugian besar pun tak dapat dihindarkan. Banyak rumor mengatakan kejadian ini disengaja. polisi sedang mengusut tuntas peristiwa ini.

Ella mendengar hal ini ketika dia sedang ada di kota seperti biasanya. Selama di kota ia justru bermain dengan anak-anak di pinggiran bukan dengan putri bangsawan seusianya. yang asyik ngerumpi atau datang ke pesta jamuan teh pada umumnya. Bisa di pastikan Ella tidak punya teman.

"Nona Ella ... nona Ella ...!" teriak seorang remaja kepada dirinya yang bersenda gurau dengan teman-teman kecilnya.

"Ada apa Jim !" tanyanya heran.

"Ayah anda ... tu .. tuan Samuel di bawa ke rumah sakit !" jawabnya sambil terengah-engah karena habis berlari, Ella tertegun tak lama ia bangun dan langsung menaiki si hitam.

"Nona Ella ... !" teriak yang lain, tapi Ella tidak perduli ia mencemaskan ayahnya.

Kuda hitam berlari di jalanan kota, semua orang memaki dan menggerutu, karena kuda milik Ella menghalangi, hampir tertabrak dan sebagainya sehingga menimbulkan sedikit kekacauan. Akhirnya Ella sampai dirumah sakit. ia turun dari kuda dan berlari di lorong rumah sakit.

"Tolong katakan di mana ayah saya !" ujarnya panik kepada para perawat.

"Sabar nona, dan jangan buat keributan ini rumah sakit ! siapa nama ayahmu ?" tanya perawat.

"Samuel Anderson !" jawab Ella.

"Oh dia ada di UGD karena terkena serangan jantung !" jawab perawat, Ella terkejut, selama ini ayahnya sehat-sehat saja tidak ada tanda-tanda punya penyakit jantung, apa ini karena insiden kapal yang terbakar ?

Akhirnya ia pergi ke bagiah UGD ternyata di sana sudah ada Edward dan mr Smith pengacara keluarga.

"Nona Ella !" keduanya terkejut.

"Bagaimana keadaan ayah !" Ella terengah-engah, tubuhnya terasa lemas.

"Duduklah dulu nona Ella ! ayah anda sedang di periksa oleh dokter !" mr Smith berusaha menenangkan putri dari kliennya. Ella hanya mengangguk, tak terasa air matanya meleleh. Sudah lama ia tidak berdoa, tapi kali ini ia memohon agar ayahnya semoga sembuh.

Pintu UGD terbuka, ada dua orang berpakaian putih, keduanya lelaki dan dia adalah dokter yang menangani Samuel Anderson.

"Apakah disini ada yang bernama Ella putri dari pasien mr Samuel ?" tanya seorang dokter. Ella tertegun.

"Sa ... saya dokter !" Ella mengangkat tangannya.

"Ikut saya, pasien mr Samuel ingin berbicara dengan anda !" dokter pun membawanya ke sebuah kamar khusus, Ella melihat tubuh ayahnya di pasangi selang-selang dan berbagai peralatan medis, mulutnya di tutupi sesuatu untuk melancarkan oksigen.

"E..lla !" dia melirik ke arah putrinya.

"Ayah !" Ella merangkul tubuh ayah tercinta dan menangis.

"Ella ..." terdengar panggilan pelan ayahnya.

"Maafkan Ella ayah !" tangis Ella.

"Kenapa meminta maaf sayang !"

"Kalau saja Ella mengikuti saran ayah tidak mungkin seperti ini !" Samuel membelai rambut putrinya. air matanya pun ikut menetes.

"Justru ayah senang kamu tidak ku jodohkan denga lelaki brengsek itu ! uhuk...uhuk !" ayahnya tampak tersengal dan batuk.

"Sudahlah ayah lebih baik istirahat jangan memikirkan macam-macam !" Ella menyentuh wajah ayah tercinta,

"Tidak bisa Ella, ayah ingin mengatakan sesuatu kepadamu !"

"Ayah ngomong apa sih !"

"Ella, kamu harus kuat ! mulai saat ini perusahaan kamu yang menjalaninya !" ucap ayahnya dengan nada bergetar.

"Tidak ayah jangan berkata seperti itu !" Ella menangis.

"Ella ...maafkan ayah !"

"Ayah ... aku juga minta maaf ! aku akan berubah tidak nakal lagi !"

"Ella ayah maafkan ... selamat tinggal Ella mamamu sudah menunggu ayah !" dan kemudian mata tuan Samuel tertutup.

"AYAHHHHH ... !!"

---------------

Upacara penguburan berlangsung khidmat dan penuh kesedihan terutama buat Ella yang telah ditinggal ayahnya dan begitu terasa kehilangan. para pelayat tidaklah banyak hanya orang terdekat dan teman dari ayahnya, Mery merangkul nona mudanya yang terus menangis.

Angin berhembus di pemakaman keluarga, kini ayahnya berbaring di samping ibunya yang telah mendahului. Bukan hanya Ella tapi juga seluruh karyawan pun sama kehilangan sosok tegas dan baik hati.

Ella masih bersimpuh di atas gundukan tanah merah ayahnya, ia tidak mau menihggalkan tanah pekuburan. semua sudah pulang.

"Nona ayo kita pulang ! hari sudah sore nona, sebemtar lagi akan hujan !" Edward berusaha untuk membujuk nona mudanya untuk pulang, ia merasakan kesedihan nona mudanya ia pun kehilangan yang sama. Ella pun bangun dengan berat hati gaun hitamnya kotor dan nampak lusuh, matanya sembab karena terus menangis.

Dia pun melangkah gontai sesekali melihat kebelakang seakan enggan pergi. Tak lama ia sudah sampai di rumah besar yang kini sepi. Hujan turun dengan lebatnya seperti ikut menangis atas kepergian ayahnya, dia hanya bisa terduduk diam tidak bergerak di kursi kesukaan ayahnya yang biasa duduk sambil mengisap cerutu dan minum wine kesukaannya.

Para pelayan rumah termasuk Edward beberapa kali menawarkah makanan dan minuman, tapi tidak diindahkan mereka khawatir nona mudanya sakit.

"Maafkan nona Ella, ini dirasa kurang tepat tapi ini harus di sampaikan ! aku harap anda tabah dan kuat menghadapi semua ini ! saya akan membacakan surat wasiat dari almarhum ayah nona tuan Sir Samuel Anderson !" mr Smith menatap Ella yang menatap keluar dengan tatapan kosong.

"Kekayaan ayah nona sudah jauh berkurang ! ini karena hutang perusahaan yang cukup besar ! warisan nona dari tuan Samuel hanya tinggal rumah ini dan tanah ini saja yang tersisa !" jelas mr Smith dan sesekali melirik ke arah Ella.

"Sementara itu, warisan dari ibu anda yang selama ini disimpan ayah anda kini menjadi milik anda seperti perhiasan dan juga sebuah surat khusus untuk anda !"

"Siapa yang mengusai perusahaan ayah sekarang ?" mr Smith tertegun dan melihat Ella menatapnya.

"Itu ... "

"Sir Henry ?" mr Smith mengangguk.

"Itukah yang sebenarnya sampai ayah kena serangan jantung !" Ella kini menatap tajam ke arah pengacara keluarganya.

"Begitulah, pagi itu ia mendapat surat dari pengadilan yang menyatakan perusahaan bangkrut dan disita oleh bank !" jelas mr Smith,

"Kurang ajar lelaki tua itu !" Ella marah kepada sir Henry karena telah membunuh ayahnya.

"Kita tidak bisa berbuat apa-apa, karena tuan Samuel telah melanggar kesepakatan dengannya !"

"Untuk menikahiku ?" mr Smith mengangguk

"Licik ! aku tak sudi menjadi istri dari seorang lelaki brengsek seperti dia !" Ella membuang ludah.

"Aku tak tinggal diam lihat saja, aku akan membalas dendam kepadanya karena telah membunuh ayahku !" tangan Ella mengepal tanda amarah yang menggelegak dalam hatinya. Mr Smith hanya terdiam.

Bersambung ...