Luysa hanya tersenyum kecut, paham akan sindiran ibu polisi itu kepadanya dan Nathan. Sedang Nathan dengan percaya diri menjawab, "Kami akan segera menikah!" sembari merogoh sesuatu dari saku jasnya.
Seketika mata Luysa terbelalak, menyaksikan sebuah kotak perhiasan yang dikeluarkan Nathan dari saku jasnya.
"Cincin?" batin Luysa. Kemudian memijat pelan keningnya yang terasa berdenyut, juga nyeri yang ia rasakan disatu titik pada kepalanya, disertai rasa mual yang tiba-tiba muncul. Kemungkinan Luysa terkena Migrain akibat stres yang dialaminya sejak sebulan terakhir.
Terlebih Luysa semakin tidak mengerti dengan apa yang dilakukan Nathan padanya malam ini. Semuanya membuat kepala Luysa hampir pecah.
"Kenapa...kepala mu sakit?" tanya Nathan.
"Yah karena ulahmu" rutuk Luysa dalam hati. Yah hanya dalam hati Luysa berani. Sebab Luysa terlalu naif jika mengatakan itu pada Nathan.