LUYSA!
Aku sudah pernah bilang pada Nathan kalau dia jangan sampai ikut terkena masalah dengan urusan kami. Terlebih aku lah yang paling di incar oleh pelaku teror. Aku takut kalau Nathan akan terkena imbasnya nanti.
Nathan harus kembali ke London untuk menyelesaikan segala urusan kuliahnya. Kalau ikutan dengan masalah kami, dia bisa-bisa tertahan lama di Jakarta, dan aku tidak mau kalau itu sampai terjadi. Aku tidak ingin Nathan mengalah lagi untuk hubungan kami. Cukup Nathan berkorban atas pernikahan, jangan dengan urusan yang satu ini.
Aku duduk menunggu Nathan seoang diri di salah satu cafe langganan kami berdua. Gelisah aku menanti kedatangan Nathan. Sudah dua gelas minuman ku pesan tapi Nathan belum juga muncul batang hidungnya.
Janji kami bertemu adalah sejak satu jam yang lalu. Tapi, kenapa Nathan bisa se-molor ini? satu jam, waktu yang lebih terlambat dari kebiasaan ku yang juga suka korupsi waktu.