LUYSA!
''Jadi, kita mau apa?'' Pembahasan Luysa dan Ryan mulai berat.
''Mau apa dong?'' tanya Ryan.
Maka hari itu kembali terulang, Ayah lagi- dan lagi berhasil menyuruhku membuang berkas lamaranku ditempat sampah,
Untuk ketiga kalinya aku harus melepaskan pekerjaan yang sudah aku lamar dan berhasil lolos. Maka kali itu aku seperti bisanya akan datang menemui supervisor untuk membatalkan pekerjaan lagi.
Dan seninnya aku dengan segenap perasaan was-was diantar Ayah ke kantor pusat.
Aku terpaksa harus bolak-balik dengan jarak yang lumayan jauh untuk kantor dan kampus, dan tak mungkin Ayah akan aku repotkan untuk hal itu.
Biaya yang aku keluarkan ketika itu bertambah.
Dan untuk pertama kalinya, aku merasa dirugikan. Bekerja bukan untuk meringankan biaya kuliah malah justru menambah beban kuliah.
Aku sakit kepala setengah mati ketika itu. Ribuan kali aku melakukan protes, namun Ayah tidak mau mendengarkan.