NIKEN!
Sudah hampir jam 10 malam, aku belum juga meninggalkan kafe Roxy. Luysa dan Ryan masih asyik dengan pembahasannya tengang geng kami. Aku sampai dibiarkan begittu saja di bartender bareng Bams. Mungkin mereka lupa kalau ada aku, atau bisa jadi mereka sengaja memberiku waktu bersama Bams.
Aku melirik jam di pergelangan tanganku lalu menatap Bams yang masih sibuk meracik minuman. ''Udah jam segini, Luysa dan Ryan masih beta aja di dalam berduaan.'' batinku.
Saat aku larut dalam pikiranku tentang Luysa dan Ryan, aku tidak sadar kalau Bams sedang menatapku. ''Mikirin apa?'' tanyanya.
Aku sontak memfokuskan kembali tatapanku ke manik Bams. ''Ini, gue udah harus pulang kayaknya, takut dicariin mba Er.'' jawabku beralasan.
''Mba Er itu, asisten lo?'' tanya Bams. Mungkin Bams belum fasih dengan panggilanku pada Arina, makanya ia masih memastikan.
''Iya... tapi, sekarang mba Er itu udah jadi manajer gue, bukan asisten lagi!'' terangku.