Jaringan di pedesaan memang paling buruk, itu mengapa ponsel Luysa dan Nathan off seharian. Luysa dan Nathan hanya bisa mengandalkan batrei kamera saja. Untungnya kamera masih on jadi mereka bisa habiskan waktu hari ini dengan berfoto ria.
Luysa sedang melakukan perjalanan ke pelosok desa kota Jakarta. Nama kampungnya adalah Majalengka. Desa yang masih jauh dari sentuhan adat perkotaan.
Semuanya masih primitif.
Arina menyentuh letak jantungnya dengan meremas kuat kemeja yang ia kenakan. Lusuh selusuh-lusuhnya kondisi Arina sore itu.
"Kalau ayah kenapa-napa, aku harus apa? apa aku terlalu sibuk makanya ayah sendirian dan stres karena ku?" batin Arina merutuki dirinya. Merasa salahnya makanya ayahnya drop lagi.
"Arina?" seru Ane yang sedang berdiri di belakang Arina.
Menoleh ke arah suara, Arina memicingkan mata menatap Ane. Arina pun dengan sigap menghapus air mata di wajahnya.