STELLA!
Dua bulan lalu, setelah aku pulang dari Melbourne menjenguk mamah bersama Galih dan setelah mamah membatalkan kedatangannya di Jakarta juga setelah rencana pertunangan yang diumumkan papah di depan tamu jamuan makan malam, aku sama sekali belum lagi bertemu papah dan belum mendapat kabar dari mamah. Padahal sesuai rencana mamah harusnya sudah datang bulan ini memenuhi janjinya.
Tinggal menghitung hari rencana pertunangan yang di buat papah terlaksana namun, mamah belum juga ada kabar. Bagaimana aku bisa melaksanakan pertunangan kalau hanya restu dari papah tanpa restu mamah? Yah memang benar mamah tak akan menolak rencana baik itu sebab, mamah tidak lagi hidup bersamaku jadi, ia menyerahkan tanggung jawab itu sepenuhnya pada papah, dan lagi mamah menyukai Galih. Maka sudah pasti ia akan setuju. Hanya saja kehadiran mamah membuat lengkap semua. Makanya aku membutuhkannya.
"Lagi risau?" seru Niken seraya duduk disebelah ku.