"Oke, kiri senyum" seru Bif mengarahkan Luysa.
Cekrek!
Bif menaikkan jempol memberi isyarat cukup untuk Luysa. Bif duduk dikursinya dan mulai memeriksa hasil jeprtennya.
"Hufffhhh" Luysa menghembuskan nafas legah, sudah hampir dua jam ia bergelut didepan kamera Bif, susah sekali mendapat angel. Apa karena Luysa terlalu lama fakum? Maybe!
Menghampiri Luysa, salah satu asisten Bif mengambil tetebengek yang memenuhi tubuh Luysa, yang sejak dua jam lalu bertengger ditubuhnya. Pemotretan ala Ratu Timur Tengah membuat Luysa sesak nafas dipenuhi tetebengek pakaian adatnya.
Belum lagi berat yang harus dipikul, benar-benar melelahkan memang.
Menyeka keringat yang membasahi wajahnya, Luysa memekik "Iyyyuwwww....makeup gak anti badai menodai wajah gue" omelnya.
Sifa pun cepat-cepat memberi tisu basah pada Luysa. "Ini tisu" ucapnya.
Luysa meraihnya lalu menggosok-gosokkan dengan kasar diwajahnya. "Nyebelin" dongkolnya.