"Gue gak tau harus ngomong gimana kalau by video call gini...gak bakalan akurat....yang ada malah perang dunia ke lima kita..." ujar Stella.
Luysa memalingkan pandangan tak lagi menatap pada layar.
Sedang Niken terus saja menjatuhkan air di wajahnya bercampur dengan peluh yang memenuhinya sejak sore sampai malam ini.
"Udahlah....sebenarnya emang kita kayaknya butuh waktu masing-masing dulu sambil mikir gimana baiknya...." ucap Stella lagi. Kini tinggal Stella seorang diri yang bersuara. Seperti biasa Stella memang selalu berusaha menjadi yang paling dewasa dan bijak dari kedua sahabatnya.
Stella tahu baik dirinya maupun Niken memang sudah melakukan kesalahan dengan meninggalkan Luysa seorang diri tapi, Stella tetap tak ingin mengakui itu lewat panggilan video melainkan ia ingin bertemu langsung. Biar semua keluh kesah mereka terluapkan dan mendapat solusi. Bukan dengan cara seperti ini by phone dan membuat semua ingin benar sendiri.