Reynand mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Maya. "Apa tidak ada nama lain selain Maya yang duduk di meja resepsionis? Tidak di kantor, tidak di rumah sakit, dua-duanya suka sekali bergosip," sindirnya menatap dingin.
Mendengar sindiran Reynand, wanita itu cepat-cepat mengonfirmasi kembali perkataan Reynand. "Eh ... maksudnya apa ya, Pak?"
Reynand menggeleng, memilih untuk tidak menjawab. Ia pun mengalihkan pembicaraan. "Ah, tidak. Tadi name tag dokter Kanzia terjatuh."
Jawaban pria itu makin membuat Maya bersemangat mengorek ada hubungan apa pria di depannya dengan dokter yang baru bekerja di rumah sakit itu.
"Baik, Pak. Nanti saya sampaikan kepada dokter Zia. Apa ada pesan?"
"Sebaiknya dia sudah memakai lipstik di mobil agar tidak merepotkan orang lain."
Perkataan Reynand yang ambigu sontak membuat Maya terkejut. Dia langsung berpikiran macam-macam pada kedua orang itu. Bahkan ia bertanya-tanya apa yang mereka berdua lakukan sebelumnya di dalam mobil.