Pandangan Kanzia berbinar menatap gaun berwarna dusty pink di hadapannya. Walau terlihat belum sempurna, gaun panjang berbelahan tinggi hingga paha itu terlihat sangat cantik. Semua wanita bahkan mungkin akan terkesima melihatnya. Kanzia meyakini hal itu.
Farhan beranjak dari duduknya menghampiri Kanzia yang mematung di depan manekinnya. "Apa kau menyukainya?" tanya Farhan berbalut senyuman manis.
Kanzia menggangguk pelan. Wanita itu sontak menoleh begitu bersemangat. "I-ini buatan Kak Han?"
"Iya." Farhan mengangguk, lalu berkata lagi, "tapi belum selesai. Aku masih harus menambahkan beberapa aksesoris pada gaun itu." Farhan memandang gaun ciptaannya dengan pandangan teduh.
"Tapi begini saja sudah bagus, Kak. Apa pemesannya adalah wanita perfeksionis?" Kanzia begitu penasaran dengan wanita yang memesan dan mengenakannya.
"Ya, tapi bukan wanita pemesannya. Dan aku sudah sangat hafal dengan selera wanitanya. Wanita itu sering memesan gaun dariku," jawab Farhan.