#2015
"Ya! Dasar manusia tidak tahu diri"
"Kenapa kau mengganggu idol kami mereka juga memerlukan privasi"
"mati saja kau, sebelum aku yang membunuhmu"
"apa kau tidak tahu mengambil foto secara diam-diam itu tindakan ilegal"
"dasar gadis gila, aku ingin menjambaknya sekarang"
Itulah beberapa komentar yang mereka tulis di media sosialku, ku lemparkan ponselku kearah dinding hingga pancaran cahayanya menghilang aku rasa ponsel itu sudah hancur sama seperti diriku.
'woah kenapa mereka malah menyerangku seperti ini?! bukankah mereka yang memintaku untuk mengunggah lebih banyak dari kamera itu' batinku dengan mengusap wajahku secara kasar dan menenggelamkannya diantara kedua lututku
"Jaera-ya , apa kau didalam?" tanya sang ibu dengan membuka pintu kamar milik sang anak
"eomma" panggil Jaera dengan mata yang memerah
"Aigoo, apa yang terjadi padamu nak?" tanya sang ibu dengan sangat khawatir
"eomma aku tidak ingin seperti ini lagi, aku ini mati sekarang juga aku sudah tidak tahan" jawab Jaera dengan menangis dan memeluk sang ibu
"tenanglah, jangan berbicara seperti itu ceritakan pada eomma apa yang terjadi ?" tanya sang Ibu dengan memeluk putri semata wayangnya itu
***
Waktu pun telah berlalu dengan cepat dan tak terasa sudah mulai memasuki musim semi salama itu pula Jaera menjalani harinya untuk melakukan perawat mentalnya.
"Eomma, aku sudah selesai' ucap Jaera saat sambungan terlponnya telah terhubung
"eo, tunggulah sebentar eomma sedikit terjebak macet " ucap sang ibu yang berada di ujung sana
"begitukha? Apa eomma sudah membeli kue nya?"tanya Jaera dengan mengayunkan kedua kakinya
"eoh eomma-"
BRAKKK!!
"Eomma? Yeobeoseyo. Eomma apa yang terjadi , eomma" panggil Jaera saat mendengar suara hantaman yang keras namun tak ada jawaban dari sang ibu
"eomma" teriak Jaera melalui ponselnya namun tak kunjung mendapatkan jawaban membuat gadis itu semakin gelisah
Setelah memutuskan sambungan telpon dengan sang Ibu Jaera pun berlari untuk mencari keberadaan sang ibu melalui GPS yang ada pada ponselnya, dengan sekuat tenaga ia berlari tak peduli dengan beberapa orang yang memarahinya karena menubruk mereka.
Hingga langkah gadis itu terhenti kala melihat beberapa mobil polisi dan ambulan yang berhenti disebuah jalan dan begitu banyak orang disana, gadis itu pun melihat sebuah mobil dengan posisi yang terbalik
"EOMMA" teriak Jaera saat membaca plat yang tertera pada mobil itu dan berlari menembus keramaian orang itu
"eomma" panggil Jaera dengan suara yang bergetar
"maaf nak, kau tidak boleh berada disekitar sini"larang seorang polisi dengan menghalangi jalan Jaera
"eomma, aku harus melihat keadaannya" ucap Jaera dengan mendorong polisi itu agar menyingkir dari jalannya
Setelah berhasil membuktikan bahwa Jaera adalah anak dari korban itu Polisi pun segera membawanya ke rumah sakit.
Aku tidak mengerti dengan kondisiku seperti ini kenapa hanya kejadian buruk yang menimpaku. Kulihat wanita paruh baya yang tengah terbaring di kasur rumah sakit bahkan untuk menatapnya saja membuat hatiku terluka.
"Eomma, eomma pasti bangunkan? Siapa yang akan menemani Jaera sekarang? Jaera janji akan menjadi anak yang baik mulai hari ini tapi Jaera mohon Tuhan buatlah eomma sehat kembali" ucap Jaera dengan menangis menggenggam tangan sang ibu
Karena lelah terus menerus menangis Jaera pun keluar untuk mencari minuman tapi samar-samar ia mendengar suara dua orang yang tengah berbicara
"aku mohon kepadamu, dia baru saja belajar mengemudi mohon maaf atas yang dilakukan oleh Jungkook" pinta seorang pria yang langsung diangguki oleh pamanku
"baiklah, tapi kau juga harus menepati janjimu kepadaku" ucap Pamanku
"terima kasih Dohyon-a"ucap pria yang baru saja berbicara dengan pamanku dan berlalu pergi
"siapa?" tanya Jaera saat menghampiri pamannya
"eo, dia yang mewakili orang yang tidak sengaja menabrak ibumu, karena masih terlalu muda paman rasa memaafkannya dan ia akan bertanggung jawab untuk pengobatan ibumu saja itu sudah cukup"ucap sang paman dengan menepu bahu Jaera
"Tuan Choi" panggil dokter yang mengahampiri kami
"iya, apakah ada perkembangan mengenai adikku?" tanya Dohyon
"maaf, ia baru saja menghembuskan nafas terakhirnya beberapa saat lalu"jawab dokter itu dengan menyesal
"APA!? Tidak mungkin , eomma"ucap Jaera dengan berlari menuju ruang perawatan sang ibu
Sepertinya Dunia memang berlaku buruk pada Jaera kenapa ia harus mengalami nya dalam waktu yang cepat apakah dikehidupan yang dulu ia menjadi orang yang sangat buruk?
***
Sementara ditempat lain tampak seorang pria yang tengah duduk dengan perasaan yang was-was.
"bagaimana?" tanya Pria yang duduk di kursi bertuliskan Pdnim
"aku sudah menyelesaikannya, syukurlah keluarganya menerima dengan baik"jawab pria yang baru saja memasuki ruangan itu
"a-apa Ahjumma itu baik-baik saja?" tanya anak laki-laki yang sedari tadi hanya memperhatikan pembicaraan kedua pria dihadapannya
"Dokter bilang dia baik-baik saja Jungkook-a, kau tidak usah khawatir" jawab pria yang duduk disebelahnya dengan menepuk bahunya
"kau tahu karena masalah yang kau timbulkan akan banyak kabar buruk beredar oleh karena itu kau fokus dulu saja pada sekolahmu dan istirahat dari BTS" ucap pria yang duduk dibangku Pdnim
"Pdnim, bagaimana mungkin aku tidak ikut denga para hyung" jawab Jungkook dengan kecewa
"kau ingin masalah ini membesar? Kau sanggup untuk menyelesaikannya sendiri?" tanya Pdnim membuat Jungkook terdiam
"lagipula hanya sebentar sampai kau lulus, setelah masalah ini hilang kau bisa kembali lagi pada group mu" ucap Manager yang membuat pria disampingnya itu hanya mengangguk lemah