Satu tahun pun berlalu setelah kepergian sang Ibu Jaera pun memilih untuk tinggal bersama sang Ayah di Seoul ya, walapun sebenarnya ia tidak ingin tapi yasudahlah.
"Eomma aku akan pergi sekarang, sampai nanti" pamit Jaera pada sebuah foto yang berada di sebuah nakas, dan segera bergegas untuk pergi menuju sekolah agar tidak terlambat.
-Jungkook POV-
"Eii kenapa wajahmu terus seperti itu? Sekolah bukan tempat yang buruk untuk kau datangi Jungkook-a" ucap Jin yang terfokus menyetir kendaraannya
"Tapi aku tidak suka belajar hyung" ujar Jungkook dengan malas
" Sudahlah, lagipula itu tidak akan membunuhmu cepat sana masuk" ucap Jin yang baru saja memarkirkan kendaraannya
"Hyung!!"rengek Jungkook
"Kau sudah bukan anak kecil lagi aigoo lihatlah bahkan tubuhmu sudah lebih besar dariku masih bersikap seperti itu" ujar Jin dengan menatap Jungkook heran
Dengan Langakah berat Jungkook pun memasuki kawasan sekolahnya yang belum terlalu ramai karena jika Ia datang saat mendekati jam masuk pasti sekolahnya akan sangat heboh
aku pun terus berjalan tapi entah kemana aku lupa letak kelasku. Tunggu dimana ini? aku pun masih berjalan hingga menemukan sebuah pohon besar dengan bangku yang berada dibawahnya ,mungkin jika aku melihat pemandangan sekolah dari sana aku bisa menemukan kelasku
'Tunggu apakah ini arah yang salah? Hya! Dasar bodoh kau ini sudah berapa lama tidak pergi ke sekolah kenapa bisa tersesat sih' batin Jungkook merutuki kebodohannya
Setelah tiba dipohon tadi aku pun hanya dapat melihat beberapa bangunan saja
"Aish sial bagaimana mungkin aku tersesat disekolahku sendiri" gerutuku dengan kesal
Saat aku akan meninggalkan tempat itu, kulihat pundak seseorang dari balik pohon itu. Karena penasaran aku pun menghampirinya
"Cheogiyo"panggilku namun gadis itu tidak menanggapi dan malah sibuk dengan sebuah buku ditangannya
"HYA! Aku berbicara padamu" teriakku membuat gadis itu tersentak dan segera berdiri untuk menoleh kearahku dan menatapku tanpa ekspresi
"Aku sudah memanggilmu dengan baik-baik tadi. Namun kau tidak menjawabku maaf jika membuatmu tidak nyaman" ucapku namun gadis itu masih menatapku dengan heran
"Aku sedang mencari kelas 3-2 temanku bilang kelasnya dipindahkan aku tidak tahu itu berada di gedung mana?" tanya ku namun gadis dihadapanku ini masih terus menatapku
"Aku rasa kau tidak mengenalku. Aku Jeon Jungkook" ucapku dengan mengulurkan sebelah tanganku
***
Tunggu, Takdir macam apa ini. Kenapa pria ini ada dihadapanku? Dia bersekolah disini? Sungguh? Aku sudah pindah sekolah untuk menghindari fans nya tapi malah bertemu dengannya, aku pun hanya menatap pria yang tengah berbicara di depanku
'Kenapa dia sangat berisik sih? Padahal dulu sangat menajaga image nya'batinku yang masih menatapnya
Lamunanku pun tersadar kala sebuah tangan melambai-lambai dihadapan wajahku dan segera memandangan kearah lain memasukan earphone kedalam saku jas yang ku kenakan
"Jaera-ya"panggil seorang gadis yang membuatku menoleh ke arah sumber suara itu
"eo, Yuri-a , wae?" tanyaku pada gadis yang tengah berlari menghampiriku
"kau tidak apa? Aku mencarimu dari tadi ternyata kau berada di sini" tanya Yuri setelah ia melihat Jungkook dan menatap kearahku dengan khawatir
"Eo-eoh aku tidak apa-apa , hanya mencari udara segar"ucapku dengan tersenyum canggung
'Ternyata lebih cantik jika dia tersenyum, eii apa yang aku pikirkan' batin Jungkook
"Kau Jeon Jungkook kan?" tanya Yuri dengan tersenyum menatap Jungkook
"Kau mengenalku?" tanya Jungkook dengan tersenyum malu
"Tentu saja, idol yang sangat populer siapa yang tidak mengenalmu" jawab Yuri dengan tersenyum
"Kelas 3-2 pindah di gedung 2 dekat kelas kami, kau bisa berjalan lurus dari sini melewati lapang" jelas Yuri kepada Jungkook
"Kenapa tidak kalian berdua saja yang mengantarku?" tanya Jungkook pada Yuri membuat kedua gadis itu saling bertukar pandang
"Kau bisa mengantarnyakan? Aku akan membawa sesuatu dulu di loker" ucap Jaera dengan berjalan meninggalkan Yuri dan Jungkook
"Em tentu, aku akan mengantarmu ayo" ajak Yuri dengan berjalan mendahului Jungkook
Waktu pun berlalu bel sekolah pun sudah berbunyi menandakan bahwa jam pelajaran sudah usai semua siswa pun berhamburan keluar kelas untuk segera pulang
"Kau ini mencari apa sih?" tanya Yuri yang sejak tadi memperhatikan teman sebangkunya itu
"Buku yang kubaca tadi kenapa tidak ada" jawab Jaera dengan memeriksa kolong meja miliknya
"Coba kau ingat-ingat tadi kau menyimpannya dimana" ujar Yuri
"Ah! benar pasti tertinggal disana" ujar Jaera dengan menepuk jidatnya
"Di taman belakang sekolah maksudmu" tebak Yuri
"Aku rasa disana , kau bisa pergi ke akademi duluan aku akan menyusul"ucap Jaera dengan berlari meninggalkan kelasnya
Jaera pun tiba ditaman belakang sekolah ia pun mencari buku yang sejak tadi pagi ia baca namun tidak ada, dengan malas aku pun mengcak-acak tumpukan daun yang berjatuhan mungkin saja buku itu terjatuh
"kau mencari ini?" tanya seseorang yang berada didepanku dengan menyodorkan buku bersampul putih dengan sebuah gadis membawa payung
Setelah yakin bahwa buku itu milikku aku pun hendak membawanya namun tangan orang itu malah menarik kembali bukunya membuatku segera berdiri untuk berbicara dengannya
'Sial, kenapa harus bertemu dengannya lagi'batin Jaera mengumpat saat melihat seorang pria yang berada di depannya yang tak lain adalah Jungkook
"Petualangan mencari jati diri setelah kematian?" gumam Jungkook dengan membaca judul buku yang tengah ia pegang
"Bisa kau kembalikan sekarang? Aku sedang buru-buru" ujar Jaera dengan malas
"Hya! Apa itu caramu berterima kasih karena telah menemukan barangmu yang hilang Park Jae Ra" ucap Jungkook dengan memincingkan matanya membaca sebuah nametag yang berada disebelah kanan Jas gadis di depannya
"Jadi kau ingin aku berbicara seperti apa?" tanya Jaera dengan menatap Jungkook malas
Jungkook pun tersenyum sebelum ia menjawab gadis dihadapannya itu
"Ehmm ah aku rasa ini cocok, Jeon Jungkook yang tampan terima kasih sudah menemukan buku miliku bisa kau berikan bukunnya sekarang" jawab Jungkook setelah ia berpikir beberapa saat
Jaera pun membuang nafasnya kasar sebelum ia mengatakan apa yang dipinta oleh pria di hadapannya
" Jeon Jungkook yang tampan terima kasih sudah menemukan buku milikku jadi bisakah kau memberikan bukunya sekarang" ucap Jaera dengan mengulangi ucapa yang lontarkan oleh Jungkook
"Baiklah, aku tahu aku tampan" ucap Jungkook dengan tersenyum menampilkan gigi kelinci miliknya
Setelah mendapatkan bukunya kembali Jaera pun segera pergi meninggalkan Jungkook, namun saat ia sudah berjalan di daerah koridor ia merasa ada yang mengikutinya setelah ia menoleh ternyata Jungkook tengah berjalan mengikutinya
"Kenapa mengikutiku?" tanya Jaera saat pria itu sudah berdiri tak jauh daarinya
"Sebenarnya Park Jaera-ssi harus ku katakan ini padamu di dunia ini tidak ada yang gratis jika kau pergi ke toilet umum saja kau harus bayar" jawab Jungkook dengan nada serius
"Ne!? maksudmu?" tanya Jaera yang tidak mengerti dengan apa yang Jungkook ucapkan
"Jadi maksudku, kau harus memberiku imbalan karena sudah menemukan bukumu mungkin kau bisa meneraktirku kebetulan sekali aku tidak makan siang tadi" jawab Jungkook dengan tersenyum
"Apa kau bercanda? Seorang idol memintaku untuk meneraktirnya" ujar Jaera dengan tertawa meledek
"Ouhh ternyata kau tahu bahwa aku itu seorang idol percuma saja aku mengenalkan namaku" ujar Jungkook
Jaera pun hanya berdecak menanggapi ucapan Jungkook
"Tapi kenapa kau terlihat biasa saja tadi pagi? Kau tahu semua gadis di koridor sangat histeris dan berisik begitu melihatku bahkan temanmu sendiri juga begitu" ujar Jungkook
"Haruskah aku bertingkah seperti itu? Tidak semua orang menyukai pesonamu" ujar Jaera dengan tersenyum remeh
"Woahh kau baru saja mengatakan pesonaku" ucap Jungkook dengan senyum tak percaya
"Sudahlah aku tidak punya waktu untu berbicara denganmu" ujar Jaera
"Hanya meneraktirku makan saja apa tidak bisa ?" tanya Jungkook
"Bukan tidak bisa tapi aku tidak punya waktu"jawab Jaera
"Baiklah , kita akan dimana?" tanya Jungkook dengan berjalan mendahului Jaera
"Hya! Aku tidak bilang akan meneraktirmu" ucap Jaera menghampiri Jungkook
Saat mereka akan keluar dari sekolah Jaera pun melihat sebuah mobil yang baru saja memasuki kawasan sekolahnya ia pun segera menarik tas Jungkook dan bersembunyi dibelakang sebuah pilar
"wae? Kenapa kau menarikku?Jaera-" ucapan Jungkook pun terhenti kala gadis dihadapannya itu mengintrupsinya untuk diam selagi ia mengangkat sambungan telfon yang berdering
"Eo, Appa wae?" tanya Jaera dengan mengintip keluar sekolah
"Appa sudah berada disekolahmu, mari kita pergi ke akademi bersama"jawab sang Ayah dari ujung sana
"Begitukah? Ehm aku sudah dalam perjalanan ke Akademi lagi pula Appa tidak memberitahuku lebih awal" ucap Jaera dengan nada yang pura-pura menyesal
"Begitukah, hmm hubungi Appa jika Akademi mu sudah selesai biar aku yang menjemputmu belajarlah yang rajin" ujar sang Ayah
"Ne, aku akan menghubungi Appa nanti" ujar Jaera sebelum ia memutuskan sambungan telpon dan begitu pula mobil yang tadi terparkir sudah pergi meninggalkan kawasan sekolah
"Huftt untunglah" ujar Jaera
"Kau murid Akademi since?"tanya Jungkook
"Kenapa ingi tahu" jawab Jaera ketus
"Hanya siswa yang mengikuti kursus disana yang memiliki gantungan itu" jawab Jungkook dengan memainkan gantungan di tas milik Jaera
"Ish jangan pegang-pegang" ujar Jaera
"Karena tempat kursus nya dekat dengan Agensi ku kurasa kau bisa meneraktirku hari ini" ucap Jungkook denga tersenyum
"Kau ingin aku dibunuh oleh fansmu nanti pagi?" tanya Jaera dengan menatap Jungkook malas
"Eyy fansku tidak sekejam itu, lagipula aku tahu tempat makan yang aman dimana ayo" ajak Jungkook yang sudah berjalan beberapa langkah dari Jaera
"Fansku tidak sekejam itu katanya, memangnya dia tahu apa yang sudah fansnya lakukan membuatku nyaris gila" gumam Jaera dengan menatap punggung Jungkook
Akhirnya Jaera pun mengikuti Jungkook untuk pergi ke tempat ya walaupun sangat malas tapi Jaera sangat membenci jika ia memiliki hutang budi pada orang lain. Hingga mereka pun tiba disebuah kedai yang tidak cukup ramai
"Ahjumma , aku datang" panggil Jungkook
'Sepertinya dia sering kesini'batin Jaera
"eo Kooki-e, wasseo? Kau tidak bersama hyung mu?" tanya Ahjumma saat menyadari bahwa hanya ada Jungkook dan seorang gadis
"Hm, aku datang bersama temanku" jawab Jungkook dengan tersenyum
'sejak kapan kita berteman?'tanya Jaera dalam batinya
"Aku ingin memesan yang biasa" ucap Jungkook
"Baiklah tunggu sebentar"uacp Ahjumma dengan menyiapkan pesanan milik Jungkook
Tak lama Ahjumma itu pun datang dengan membawa semangkuk mie dan juga beberapa makanan
"Ahjumma, aku yang akan membayarnya" ucapku dengan memberikan sebuah kartu kredit
"Wuah kau memiliki kartu kredit sendiri? " tanya Jungkook namun tak dihiraukan oleh Jaera
"Aku sudah meneraktirmu dan aku rasa urusan kita sudah selesai aku pergi" ucap Jaera dengan beranjak meninggalkan Jungkook namun pria itu menahan pergelangan tangannya
"Kau tau aku tidak bisa makan sendiri jadi temani akulah sebentar lagi" ucap Jungkook
Karena malas berdebat Jaera pun mengikuti perkataan Jungkook dan duduk kembali sementara Jungkook makan gadis itu pun menunggunya dengan membaca buku
"Jaera-ya"panggil Jungkook
"Hmm"balas Jaera tanpa menatap pria di sampingnya
'huwahh , apa dia barusan memnaggilku Jaera-ya? Apa kita sedekat itu' batin Jaera
"Apa kita pernah bertemu?" tanya Jungkook setelah ia menghabiskan suapan terakhir
Pertanyaan yang dilayangkan oleh Jungkook pun membuat Jaera menatapnya dengan was-was
"Aku rasa kita pernah bertemu sebelumnya" ujar Jungkook
"Aniyo, lagipula tidak mungkin untuk bertemu denganmu" ucap Jaera dengan senormal mungkin dan segera memasukan bukunya kedalam tas
"Kau sudah selesaikan? Aku harus pergi" ucap Jaera dengan buru-buru
"Kita bisa berjalan sampai agensiku lagipula jam seperti ini tidak banyak orang yang lewat' ujar Jungkook yang beranjak dari tempatnya
Setelah dari kedai Ahjumma tadi Jungkook dan Jaera pun berjalan bersamaan hingga akhirnya mereka sudah tiba di depan gedung bighit
"Terima kasih atas makananya Jaera" ucap Jungkook dengan berjalan mundur memasuki gedung agensi nya
"Aku harap kita tidak berhubungan lagi"ujar Jaera dengan malas namun dibalas dengan senyuman oleh Jungkook
Jaera pun berjalan dengan menunduk untuk sampai ketempat kursus nya
"Park Jaera!" suara itu membuat gadis itu langsung meneggakan badannya
"Appa? W-wa-wae Appa disini?" tanya Jaera dengan terbata-bata
"Kau berbohong , masuklah kita berbicara dirumah" jawab sang Ayah dengan tegas
"Appa, maksudku tidak seperti itu aku hanya-"
"masuk Park Jaera" perintah sang Ayah membuat Jaera hanya mengikutinya dengan pasrah.