Jam makan siang Jordan menepati janjinya untuk pulang ke apartemen, ia malah bersemangat sekali jika harus menemui dua perempuan tersayang, setelah turun dari kendaraannya di parkiran—langkah laki-laki itu berlangsung tergesa.
Tanpa mengetuk pintu, Jordan memilih membukanya dengan merangkai kode saja, agar orang-orang di dalam sana tak menyadari kedatangannya, saat masih berada di kantor berkali-kali Jordan mengecek arloji, merutuki waktu yang berlalu begitu lama. Untuk siapa pun yang tidak sabaran—seringkali waktu dianggap terlalu lambat, padahal pergerakannya normal-normal saja.
Baru membuka pintu, aroma masakan menyambut kedatangan Jordan, ia tak salah untuk pulang ke apartemen. Orang-orang yang membuatnya bersemangat ada di sini, sudah seperti vibes keluarga yang dipenuhi kehangatan.