Chereads / 4 GADIS DEWASA / Chapter 22 - Hari Ke Dua Setelah Pembukaan Restoran Ara

Chapter 22 - Hari Ke Dua Setelah Pembukaan Restoran Ara

Ara sudah tidur dengan nyeyak setelah kemarin bisa berkumpul bersama dengan Jee, Hea, dan Minha. Hari ini pun Ara akan berkunjung ke restoran lagi untuk bertemu dengan Hea membicarakan rencana promosi restoran Ara lagi lebih lanjut.

Untuk saat ini hanya Hea yang bisa diajak berdiskusi oleh Ara karena Ara belum mendapat rekan kerja dalam mengembangkan restoran kecil tersebut.

Setiap rencana Ara selalu dibicarakan juga kepada orang tua Ara agar semuanya lebih baik. Karena menurut Ara, pemikiran orang tua adalah yang terbaik.

Hea sudah bersiap - siap untuk pergi ke toko souvenir miliknya sebelum dia bertemu dengan Ara.

Ara pun sedang bersiap - siap juga sebelum pergi ke restoran miliknya, dia membuat sarapan sendiri untuk dirinya karena dia tinggal sendiri, jadi dia hanya membuat satu.

Sambil makan pagi, diapun tidak lupa untuk menelepon orang tuanya untuk menyapa di pagi hari.

"Halo,,, Mama,, " Ara senang bisa menelepon Mamanya melalui panggilan video.

"Aahh, Halo Ara,,,selamat pagi Nak. " Mama Ara terlihat senang di telepon oleh Ara.

"Selamat Pagi, Mama. Mama sedang apa? " Ara mulai membuka obrolan sambil makan.

"Mama sedang menyiapkan makan pagi untuk Ayah,kamu sedang apa? " Mama menjawab tetapi kembali bertanya.

"Aku sedang makan,Mah. sengaja aku menelepon Mama untuk menemaniku makan.hehehehe. " Ucap Ara.

"Aaahhh,, kalau begitu kita makan dengan sepert ini ya! " Mama bersedia menemani Ara melalui panggilan video.

"Mama,, Ayah dimana? " Ara mencari Ayahnya.

"Ayah baru selesai mandi, Ayaaaah,,,,,, " Mama pun langsung memanggil Ayah agar bisa ikut melakukan penggilan video bersama Mama dan Ara.

"Iya?? " Jawab Ayah.

"Ayaaah,,,, " Ara berteriak hingga terdengar oleh Ayahnya.

"Wuaahhh, Anak Ayah ternyata yang memanggil. Sedang apa, Nak? " Ayah mulai mengobrol.

Handphone Mama pun kemudian diletakkan didepan Mama dan Ayah agar mereka bisa makan sambil mengobrol dan Ara bisa merasakan seperti makan dalam satu meja bersama kedua orang tuanya.

Ara sambil terseyum terus saja makan, Ayah pun tidak terburu - buru untuk pergi ke kantor.

"Kamu makan apa, Nak? " Ayah bertanya di sela mereka makan.

"Karena hanya untuk makan pagi saja dan sendiri, jadi aku membuat sup saja. " Jawab Ara.

"Tidak pakai nasi? " Ayah bertanya lagi.

"Tentu saja pakai nasi, aku tidak bisa makan tanpa nasi. Heheheh. " Ara menjawab dengan senang.

"Makanlah yang banyak!! " Mama terus mengingatkan untuk makan.

"Hari ini apa aktifitas kalian di sana? " Ara ganti bertanya sebelum dia pergi ke restoran.

"Hari ini seperti biasa, pagi ini Ayah akan ke kantor dan Mama di rumah saja tapi katanya ada acara dengan para ibu - ibu di sini. " Jawab Ayah yang tahu aktifitas Mama.

"Aahh, Mama akan kemana? " Obrolan mereka masih berlangsung melalui panggilan video.

Ara sambil membereskan meja setelah dia makan, Ayah dan Mama pun juga bisa melihat Ara membereskan meja dan bersiap - siap untuk ke restoran. Ara juga memperlihatkan pakaian yang dia kenakan untuk pergi.

"Mama,, Ayah,, " Ara memanggil kedua orang tuanya.

"Ya? " Mama menjawab.

"Lihatlah penampilanku, bagaimana menurutmu? " Tanya Ara ingin dikomentari oleh kedua orang tuanya.

"Wuaahhh,, kamu terlihat sudah dewasa dengan pakaian itu dan sudah layak mengenakan pakaian seperti itu. Kamu pasti akan ke restoran ya? " Mama sangat memuji kecantikan Ara.

"Hahaha, iya. Terimakasih Mama. " Ucap Ara sambil tersenyum.

"Jam berapa kamu pergi? " Ayah bertanya lagi.

"Sekitar pukul 09.00 aku pergi karena aku sudah ada janji dengan Hea. " Jawab Ara.

"Aahh, sudah ada janji ternyata. Ya sudah kalau begitu jangan sampai terlambat! " Mama menyemangati Ara untuk mengelola restoran barunya.

"Kalau begitu aku tutup teleponnya ya,, " Kata Ara.

"Iya, hati - hati dan jangan sampai sakit. " Ucap Mama.

"Baiklah,, " Jawab Ara.

Ara kemudian mengakhiri panggilan video bersama dengan Mama dan Ayahnya. Setelah itu, Ara membereskan rumah sebentar dan dapur. lalu dia berganti dari sandal memakai sepatu yang sangat cantik dan berwarna senada dengan pakaian Ara.

Sampainya di restoran, dia bertemu dengan Hea yang sudah menunggunya dan sudah memesan minum.

"Hai,, Hea. " Ara menyapa Hea.

"Hai, " Hea menjawab sapaan Ara.

"Apakah aku terlambat? " Ara bertanya karena merasa dia terlambat.

"Tidak kok,, tenang saja. Kamu tidak pesan minum terlebih dahulu! " Hea menyarankan Ara untuk pesan minum.

Ara berdiri dari tempat duduknya dan memesan minum kepada karyawannya. Tidak terlalu lama dia memesan lalu kembali lagi duduk bersama Hea.

Ara menjadi sering ke restoran karena sebagai pemilik sedangkan Hea juga sering ke restoran karena membantu Ara untuk sementara waktu sampai Ara bisa melakukannya sendiri.

"Bagaiamana kelanjutan rencana kamu dengan restoran ini? " Tanya Hea.

"Aku belum ada rencana dan masih mengikuti alur juga melihat pemasukan terlebih dahulu. " Jawab Ara.

"Aahh,, lalu bagaimana dengan diri kamu? " Tanya Hea lagi.

"Diri aku kenapa? " Ara bertanya karena bingung.

"Kapan kamu akan mencari pasangan? " Hea bertanya langsung tentang asmara Ara.

"Hahaha, kenapa tiba - tiba menanyakan hal itu? " Ara menjadi malu.

"Hahahaha. " Hea hanya tertawa.

"Kamu sendiri kapan akan mencari pasangan? " Ara berbalik bertanya kepada Hea.

Mereka berdua jadi berganti topik membicarakan tentang asmara masing - masing. Pertemanan mereka semakin dekat dengan cara mereka sering bertemu dan saling bercerita satu sama lain.

"Apakah orang tuamu tidak menanyakan hal tersebut? " Hea bertanya lagi kepada Ara.

"Orang tuaku tidak pernah menanyakannya, jadi aku tidak terlalu terburu - buru untuk mencari pasangan. " Ara menjawab dengan santai saja.

"Wuaaahhh,, tidak menjadi beban untukmu, ya? " Hea merasa ingin seperti Ara.

"Hahaha. Tidak usah di pikirkan lagi, santai saja! " Ucap Ara lebih meminta Hea untuk tenang.

"Ya sudah, setelah ini kamu akan kemana? " Hea membahas tentang hal lain.

"Aku ingin jalan - jalan saja sekaligus melihat bagaimana pasar di daerah sini. " Jawab Ara.

"Aahhh,,, kalau begitu aku temani. " Hea menawarkan diri untuk menemani Ara.

"Boleh, siapa tahu nanti aku tersesat. Hehehe. " Jawab Ara bercanda sedikit.

Akhirnya Ara dan Hea pergi dari restoran kecil tersebut dan mereka berdua berjalan kaki untuk menyusuri jalan. Jalan yang tidak begitu ramai bisa digunakan untuk mereka yang tidak suka keramaian.

Ara dan Hea masuk ke dalam restoran yang berukuran tidak terlalu besar namun di lihat dari luar seperti luas. Menurut Hea, pemilik restoran tersebut memiliki nilai seni yang tinggi. Karena desain yang dia pilih sangat menarik di mata.

Saat mereka berdua masuk, Ara dan Hea pun sedikit kagum terhadap semua isi dari restoran tersebut.

Selain desainnya, pramusaji di restoran tersebut mengenakan seragam berwarna sama dan sangat menarik model pakaiannya.