Setelah dari restoran bernuansa warna biru dan membuat Ara terus - menerus terkesima dengan restoran tersebut, kini dia berada di sebuah toko kue yang bernuansa warna pink. Terlihat imut dan manis warna tersebut saat di buat menjadi sebuah desain.
Ara bisa memasak makanan sehari - hari, namun Ara tidak bisa membuat makanan penutup seperti kue ataupun es krim. Maka dari itu, Ara mempelajarinya di toko kue ini bersama dengan Hea.
Hea yang memberitahu tempat tersebut dan tidak terlalu jauh. Jadi Ara pun masih senang - senang saja menjalaninya.
Pertama kali Ara makan kue seenak ini, dia pun akhirnya penasaran dengan cara pembuatannya.
"Wuaahh, ternyata di sini ada kue seenak ini ya. " Ucap Ara sambil merasakan kue yang sudah masuk ke dalam mulutnya.
"Hahaha, kamu baru pertama kali ini merasakan kue ini? " Tanya Hea.
"Iya, ini berbeda dari di tempatku. " Jawab Ara sambil makan kue tersebut.
"Oh iya, kamu jadi belajar membuat kue? " Hea hanya bertanya saja kepada Ara.
"Jadi dong, aku tidak bisa membuat kue. " Kata Ara.
"Ha? Tidak mungkin kamu tidak bisa membuat kue. " Ucap Hea tidak percaya.
"Ih, kamu tidak percaya? Aku benar - benar tidak bisa. Hahaha. " Jawab Ara lagi.
"Ya sudah, kalau begitu kita ke dalam untuk bertemu dengan bibi pemilik kue di sini. " Hea ajak Ara.
"Ayo,, " Ara dengan senang hati.
Ara dan Hea masuk ke dalam dan bertemu dengan bibi pemilik toko kue kemudian meminta untuk mengajari Ara dan Hea belajar membuat kue yang mereka makan tadi.
Bibi dengan senang hati akan mengajari Ara dan Hea membuatnya.
Sebelum mereka melakukannya, mereka berganti pakaian dengan baju khusus agar pakaian mereka tidak kotor.
"Hai, Bibi,, " Hea menyapa Bibi.
"Aahh, kalian sudah datang. " Kata Bibi menjawab dengan tersenyum.
"Sudah datang? Apa kamu sudah membuat janji dengan Bibi? " Ara bertanya karena antara Hea dan Bibi seperti sudah saling kenal.
"Hahaha, sebelumnya aku sudah pernah kemari untuk belajar di sini dan aku juga kamu belum saling bertemu. " Jawab Hea menjelaskan.
"Aahhh,, ternyata kamu belajar di sini juga? " Ara bertanya lagi.
"Iya, heheheh. " Jawab Hea tersenyum.
"Salam kenal Bibi, " Kata Ara memberi salam.
"Salam kenal juga, langsung saja kalian ganti baju terlebih dahulu agar baju kalian tidak kotor!" Suruh Bibi sebelum memulai.
"Ah, baiklah. " Jawab Ara.
Mereka berdua pun berganti pakaian, setelah itu mereka kembali menemui Bibi untuk belajar membuat kue. Kue yang mereka buat adalah berbentuk boneka dan sangat lucu, rasanya juga manis.
Bibi menjelaskan, Ara dan Hea mempraktekkan secara langsung. Dan dengan cepat Ara bisa menangkap yang diajarkan oleh Bibi.
Setelah kue tersebut sudah jadi, mereka sendirilah yang akan mencicipinya. Bibi senang bisa membagikan ilmunya untuk Ara dan Hea.
"Aku akan mencicipinya. " Kata Ara.
"Silahkan! " Bibi memperbolehkan.
Akhirnya Ara pun mencicipi sedikit kue yang dia buat sendiri.
"Mmm, enak. " Kata dia memuji kue buatannya.
"Hahahahaha, sekarang sudah bisa kan? " Hea bertanya dengan canda.
"Sudah. " Jawab Ara.
"Wuaah,,sepertinya akan ada perkembangan nih di dalam restoran.hehehe. " Ucap Hea menggoda Ara.
"Wuaahh,, apakah kamu memiliki sebuah restoran? " Tanya Bibi tiba - tiba.
"Aahhh,, restoran kecil dan baru saja buka. "Jawab Ara sambil malu - malu.
"Tidak perlu malu seperti itu, kamu gadis yang hebat. Masih muda namun berbakat. " Ucap Bibi memuji Ara.
"Terimakasih banyak,, " Kata Ara.
Setelah selesai belajar membuat kue, Ara dan Hea pun pergi dengan membawa hasil olahan kue mereka.
"Kami berdua pamit, dan terimakasih sudah bersedia mengajarkan kami untuk membuat kue. " Kata Ara kepada Bibi.
"Sama - sama,, hati - hati ya. " Ucap Bibi kepada Ara dan Hea.
Dengan raut wajah yang senang, dan sambil membawa kue miliknya, Ara pun berterimakasih juga kepada Hea. Dari toko kue tersebut, Ara bertanya lagi akan dibawa kemana lagikah dirinya oleh Hea.
"Hea, kita akan kemana lagi? " Tanya Ara sambil berjalan kaki.
"Belum cukupkah seharian ini? " Hea bertanya balik kepada Ara.
"Kalau kamu masih akan memberitahu yang aku tidak tahu, aku akan ikuti. " Kata Ara.
"Sebagai pemilik, jangan biasakan terlalu lama berada di luar. Kamu harus tetap lebih sering di restoran walaupun sebentar! " Hea mengingatkan Ara.
"Itu tandanya, kita kembali ke restoran ya? " Ara bertanya lagi kepada Hea.
"Benar sekali, sambil kita nanti membicarakan hal lain. " Ucap Hea dengan tersenyum.
Mereka berdua kemudian mencari taksi agar lebih cepat dam tidak lelah untuk kembali ke restoran. Di restoran sangat ramai, Ara sebagai pemilik sangat senang saat dirinya melihat restoran yang dia pimpin memiliki daya tarik.
Selain itu, Ara berencana akan menambah karyawan lagi untuk membantu karyawan yang sudah ada, karena Ara berencana juga untuk menambah menu lagi.
"Ramai sekali restoran. " Ucap Hea.
"Iya, aku juga tidak menyangka bisa seramai ini padahal aku belum melakukan apapun untuk menarik perhatian pembeli. " Kata Ara.
"Situasi seperti ini, harus menjadikan kamu lebih bisa berkembang lagi! " Hea terus memberi semangat Ara.
"Iya, setelah ini akan ada menu baru dan sesuatu yang baru dari restoran ini. " Jawab Ara.
"Baiklah, kalau begitu aku pamit ya. Aku harus ke toko. " Kata Hea pergi untuk ke toko miliknya.
"Aahh,, iya. Terimakasih banyak dan hati - hati. " Ucap Ara.
Hea kemudian pergi,Ara pun duduk sendiri di bangkunya sambil bermain handphone untuk melihat - lihat menu yang baru.
Pada saat itu, sengaja karyawan Ara tidak mendekatinya karena Ara sudah memberitahu kalau dirinya tidak ingin terlalu di sorot sebagai pemilik restoran tersebut.
Ara duduk sendiri, tiba - tiba ada seorang pria yang mendekati dirinya dan ingin duduk karena kursi dan meja di restoran tersebut sudah penuh.
Pria tersebut tidak mengetahui jika gadis yang duduk bersamanya saat ini adalah pemilik restoran tersebut.
Pria tersebut dengan santai dan sopan memesan makan juga minum. Tanpa ada rasa canggung berada di depan Ara seorang gadis pemilik restoran tersebut.
"Anda tidak makan? "Ucap pria tersebut tiba - tiba.
"Ah, saya baru selesai makan bersama dengan teman saya. " Jawab Ara dengan sopan.
"Aah,,saya suka dengan restoran ini. " pria tersebut tiba - tiba mengutarakan pendapatnya.
"Kenapa? " Ara memancing pertanyaan lebih jauh lagi.
"Restoran ini sangat bersih makanan disini juga enak. " Jawab Pria tersebut.
"Saya juga suka makan disini. " Ucap Ara yang menanggapi pria tak dikenal itu.
"Maaf, saya lancang mengajak ngobrol anda tiba - tiba. " Kata pria itu dengan sopan.
Tanpa tahu nama satu sama lain, mereka berdua masih duduk dalam satu meja dan pria tersebut tetap menyantap makanan dengan lahap.
Ara masih bertanya - tanya siapa pria yang ada di depannya saat ini.