Sayangnya, petugas kasir itu membuang wajahnya. Hingga Akbar tidak bisa mendekati bibir perempuan itu. "Munafik..!" Kekasalannya terhadap Diah dilampiaskan pada perempuan itu. Akbar menampar dengan pistol, darah mengalir lembut dari sela bibirnya yang ranum dan membangkitkan nafsu kelaki-lakian Akbar. Meraba, lalu tangannya menyelinap kedalam baju wanita itu. Kini, wanita itu hanya bisa pasrah.
Melumat paksa, petugas kasir itu pun menangis. Akbar membenci airmata dan tangisan seorang perempuan.
Doaar.
Darah muncrat ketubuh Akbar. Ia merasa puas menembak mati perempuan sok pahlawan itu. Akbar berjalan tenang tanpa beban ia pergi meninggalkan mayat wanita itu yang bersimpah darah. Mata yang melotot, bibir menganga setelah kaget dan merasakan sakitnya tubuh di tembus peluru panas dan kemudian nyawa terlepas dari badan. Mengenaskan.