Akbar duduk, wajahnya ditutupi sedikit dengan topi. Mobil polisi melewati Akbar yang persis di depannya. Akbar tidak lantas merasa lega. Di belakang mobil-mobil yang melintas ada polisi yang mengendarai motor. Mereka turun dan menanyakan satu persatu pengemis dan gelandangan tentang dirinya.
Jantung Akbar seakan mau lepas. Ini bagian yang membuat dadanya berdebar kencang. Ia takut ketauan. Ditambah dirinya hanya sendiri yang masih dalam keadaan tersadar.
Polisi-polisi bermotor itu semakin mendekati. Dekat dan tinggal dua toko lagi dari tempatnya berpura-pura tidur. Akbar berusaha menenangkan hatinya agar tidak menjadi gugup. Sayangnya itu tidak mampu ia lakukan.
"Selamat malam pak..!" Sapa salah satu dari tiga polisi yang mencari Akbar, Adi dan Firman.
"Malam." Akbar menjawab tapi tidak membuka topinya. "Ada apa ya, pak?!" Akbar juga merubah suaranya.