"Jadi.., tadi adalah Mike? bukan Akbar?!" Gumam batinnya syok. Terdiam cukup lama.
"Ayaaah.. ayah.. tolong ayaaah..!" Teriak Diah kemudian.
Adrian di luar mendengar teriakan anaknya dari dalam kamar. Pamit undur diri dari obrolan bersama ketiga tamunya.
Tok..
Tok..
Tok..
"Diah.. Diah, kamu kenapa Diah..?!" Tanya Adrian panik. Sama paniknya dengan orang-orang yang masih membereskan perobotan masak dan piring-piring. Begitu juga dengan Susi.
Diah bergegas berdiri dan membukakan pintu. Adrian cukup kaget dengan apa yang ia lihat. Tak seperti kamar pengantin pada umumnya. Rapih, indah dan wangi. Tapi tidak dengan kamar pengantin anaknya yang baru beberapa jam masuk kedalam kamar. Persis kayak kapal pecah. Bantal, selimut dan guling berserakan dilantai.
Dan lalu, mata Adrian tertuju pada Mike yang tergeletak di lantai. "Diah, ada apa ini sebenarnya?!" Tanya Adrian heran. Menatap curiga kepada anaknya.