Diah menghela napas. "Apakah penyakitku sudah separah ini?" katanya sendirian di kamar. Lalu ia beranjak bangun, dilihat dirinya di cermin besar. Wajahnya penuh luka, sangat banyak. "Ya Tuhan, ada apa ini sebenarnya? Apa aku gak bisa sembuh dari penyakitku ini?" katanya lagi. Ia mulai menyentuh wajahnya yang penuh memar dan plester di beberapa bagian wajahnya yang telah di obati Austin sebelum ia mandi.
"Mike, apa dia akan bisa menerimaku yang sudah membunuh Akbar?" tanya Diah lagi. Entahlah, Diah tidak yakin akan hal itu. Ia tidak bisa terlalu berharap pada Mike.
Sedangkan Austin, ia juga masih berada di dalam kamar mandi. Sama halnya dengan Diah, Ia masih memikirkan tentang kejadian dan penyakit kakak iparnya itu. Ia menghela napas. "Gue yakin, Diah pasti bisa sembuh!" kata Austin sendirian. Ia membiarkan dirinya di guyur air dari shower yang menyirami tubuhnya itu. Lalu ia menundukan kepalanya, kali ini, air hangat itu sudah mulai membasahi kepalanya.