Diah pun mulai meninggalkan mayat Akbar. Melangkah mengikuti Austin pelan-pelan. Austin menunggu, ia berdiri bersandar di mobilnya itu. Tak lama, Diah keluar dari gedung tak terpakai itu. Pintu mobil sudah terbuka lebar buatnya. Austin mempersilahkan Diah masuk. Ia pun menutup pintu setelah ia duduk di sampingnya. Mengendarai mobil.
Roda mobil pun sudah melaju kencang. Diah terdiam, Austin pun terdiam. Tak ada yang berani membuka suara. Austin pun tidak berani lebih dulu mencairkan suasana canggung diantara mereka berdua setelah perdebatan itu. Austin ingin membiarkan Diah menenangkan pikirannya dulu dan ia mencoba fokus menyetir mobilnya.