"AKU BILANG MATIKAN AUSTIIN!" Teriak Diah sekeras mungkin. Merebut ponsel Austin dan lalu..
Braaak. Di banting, hancur berantakan ponselnya. Austin melihat kaget dengan perubahan Diah yang terbilang ekstrim ini.
"Diah?" kata Austin. Diah menatap sangat tajam dan dingin. Apakah Diah kembali dalam keadaan tak sadarkan diri?
"Kamu kenapa Diah?" tanya Austin. "Kenapa kamu ngelakuin ini semua?" tanyanya lagi, ia mendekati Diah. "Hei, apa semua baik-baik saja?" Austin meletakan tangannya ke pipi Diah, tetapi respon Diah sangat mengejutkan Austin.
Diah menepisnya dengan sangat kencang, hingga kedua tangannya terlepas dari bahunya. "Aku gak suka kamu mencoba memasukan aku ke penjara," katanya terdengar dingin dengan ekspresi wajah sangat datar.
"I-iya, ta-pi gi-ma-na deng-an mayat Akbar?" tanya Austin mendadak ia tergagap seperti orang sangat ketakutan.
"Biar saja, Akbar sudah jahat sama semua orang, jadi, buat apa kita kuatir sama Akbar!!"
"Tapi Diah, Ak-"