Dan Diah tersenyum jahat nan licik. Ia melepaskan kedua jari yang tersisa dari pegangan tangan Akbar. Kemudian..
"Aaargh... Diaaaaah.." teriak Akbar. Semakin menjauh dari Diah yang masih bergelantungan. Ia melihat dengan wajah yang sangat senang. Senyum kemenangannya terlihat menghiasi wajah bahagianya.
Buuuak.
Suara tubuh Akbar yang terjatuh kelantai sangat keras. Seketika itu juga darah mengucur deras membasahi lantai yang sudah banyak di tumbuhi rumput.
Suara Akbar tidak lagi terdengar. Hilang oleh nyawa yang sudah merenggang.
Diah tersenyum puas dengan apa yang sudah ia lakukan pada Akbar. Ia mengangkat tangan satunya, berusaha meraih pegangannya. Menaiki lantai gedung yang sudah lama tak terpakai. Lalu ia berjalan menuju lantai tiga. Tetapi, mendadak tubuhnya melemah. Kelelahan dan lutut tertekuk. Duduk bersimpuh dengan kepala tertunduk. Rambutnya sedikit acak-acakan, kedepan.