"A-apa?" Diah cukup kaget mendengar ucapan mantan kekasihnya itu. "Dengar ya, kita sudah gak punya hubungan apa-apa lagi selain teman. Dan kita bukannya sudah berdamai dan aku sudah menegaskannya sama kamu, Akbar!" jelas Diah, penjelasannya itu membuatnya sangat marah sekali.
Ia menekan pipi Diah sekeras mungkin. "Jangan permainkan perasaanku, Diah!" Raut wajah Akbar berubah seketika. Mengerikan. Tatapan matanya tajam dan sangat dingin. Cukup lama Akbar menatap membunuh padanya. Lalu Akbar mendorong wajah Diah dan hampir terdorong kebelakang. "Sekarang lu ikut gue!" kata Akbar menarik paksa tangan Diah. Berjalan tertatih-tatih.
"Kita mau kemana Akbar?" tanya Diah ketakutan. Ia merasakan aura kebengisan Akbar yang mendadak muncul menggantikan senyuman yang sesaat tadi menghias di wajahnya. Akbar enggan menjawab, ia terus mencengkeram tangannya sangat kuat hingga terasa sangat sakit di sekitar pergelangan tangannya.