Di ruangan Tania, ia sibuk mengetik di laptopnya. Padahal hari sudah semakin larut, ia masih saja betah di kantornya. Berkas-berkas di mejanya menumpuk. Terlalu banyak kasus yang ia ambil. Sering kali menghabiskan waktu di kantor dibandingkan di rumahnya.
pintu terketuk dari luar. Tanpa menoleh, "Masuk!" kata Tania. Seorang laki-laki tampan memasuki ruangannya.
"Maaf nona!" kata laki-laki itu.
"Ya Kurt, ada apa?" katanya pada laki-laki berdarah India itu.
"Saya mau kasih draft surat pemanggilan nyonya Diah sebagai saksi persidangan Nona Maria!" kata Kurf menyerahkan surat pada Tania.