"Ada, tapi saya tidak tau pasti siapa orang itu!" jelas Maria.
"Apakah orang itu laki-laki?"
Maria mengangguk.
"Baik, jadi rencana selanjutnya saya akan mencari saksi. Baik dari Diah dan orang itu!"
"Gak bisaa!" pekik Akbar berdiri. Ia terlihat sangat marah ketika Diah mau di jadiin saksi pada persidangan berikutnya. Maria menatap kaget, sedangkan Tania menatap heran.
"Emangnya kenapa Pak, Nyonya Diah gak boleh di jadiin saksi nona Maria?" tanya Tania bingung, ia melihat kearah Maria. Wajah Maria terlihat sangat kesal pada Akbar, Wajah gadis itu di tekuk.
"Ya gak bisa aja, kan ada saksi satu lagi! Jadikan laki-laki itu sebagai saksi buat persidangan selanjutnya!" perintah Akbar. "Dan ingat, jangan Diah!" kata Akbar lagi, ia kemudian berdiri.
"Kenapa? Kamu takut kejahatan kamu di bongkar semua oleh Diah?" teriak Maria di telepon.