"Kakinya sudah lelah melangkah. Ia duduk di kursi trotoar, menangis sejadinya apa yang sudah ia alami hari demi hari. Tidak peduli orang-orang memperhatikannya. Tidak peduli orang-orang menganggapnya apa. Hatinya sudah sangat hancur, di tambah lagi ia sangat bingung harus melangkah kemana lagi. Sudah tidak ada tempat buatnya kembali.
Kemudian Diah kembali melanjutkan langkahnya. Belum seberapa jauh langkahnya, tiba-tiba saja mulut Diah ada yang membekap dari belakang. Diah berusaha berontak, namun tangan itu kian kencang membekap mulutnya. Orang yang lewat tidak ada yang peduli Diah di tangkap oleh orang asing atau tidak. Mereka mengabaikan penculikan Diah.
Laki-laki itu menghentikan taksi dan memasukan Diah secara paksa. Dan menyuruh supir taksi itu segera jalan.