Pagi, kebetulan Diah dan Mike datang ke pavillion dengan taksi buat mengambil beberapa berkas di kamarnya. Edward tertidur di sofa. Ia tidak berani tidur di kamar yang di tempati Mike dan Diah.
Ia terbangun saat mendengar suara ketukan beberapa kali juga mendengar namanya di panggil. Ia bergegas membukakan pintu. "Tuan Mike, Nyonya Diah?" kata Edward terkejut. "Mari masuk tuan, nyonya!" ajak Edward membukakan pintu lebih lebar lagi. Ia sedikit menyingkir dari hadapan Mike dan Diah.
"Kami kesini cuma mau ambil berkas yang tertinggal di sini," kata Mike, Edward cuma mengangguk. "Sayang, kamu tunggu di sini aja ya!" seru Mike. Diah mengiyakan dan lalu duduk di sofa, Edward menemani Diah di luar.
"Nyonya mau minum?" tanya Edward berbasa-basi dan meredakan kecanggungan diantara mereka. Mata Edward fokus ke jari-jari Diah, benar saja, di jari jemari itu tidak ada cincin yang melingkar.