Mike berjalan gontai memasuki Pavillion. Ia melihat sekitar ruangan depan, tak ada Diah dimanapun diruangan yang gelap itu. Hanya ada satu lampu yang menyala malas di sudut ruangan. Mike melanjutkan langkahnya ke tempat ia dan Diah biasanya tidur, ia tidak mendapati istrinya di ranjang dalam ruang kamar yang cukup luas dan besar. Mike menghela napas panjang yang seolah tak bertepi. Kaki itu menuntun dirinya kearah kamar mandi, suara isak tangis istrinya mulai terdengar samar oleh telinganya.
Ia berdiri layaknya orang bego. Tanpa berbuat apapun, hanya mendengar suara tangisan istrinya dari luar kamar mandi. Diah di dalam, ia duduk meringkuk. Merasakan sakit di dadanya. Berkali-kali ia berusaha menghentikan air mata yang turun tanpa henti. Ucapan Mike membuatnya seperti wanita yang sudah tak menarik lagi hingga ia berani berselingkuh didepannya.