Laki-laki yang kini sudah menjadi pembunuh bayaran itu sedang keasikan dengan mainan barunya. Setelah itu..
Bukk.
Satu tinju pun melayang kembali di pipi yang sama. Sebelah kiri. Wajah Nesya sudah sangat memprihatinkan dan membuat hati Susi terenyuh memandang Nesya yang masih di siksa dengan wajah yang sudah babak belur. Darah sudah menyatu di wajah Nesya juga tangan Akbar. Dan sebagian lagi tercecer di lantai dari celah hidung Nesya yang terus menerus keluar tanpa henti.
Nesya sudah tak berdaya, wajah yang membiru. Luka memar menghiasi bagian-bagian vital dari wajahnya. Pelipis mata yang sedikit robek. Pandangan mata yang sudah memudar itu di timpa tetesan darah yang menutupi pengelihatannya. Kepalan tangannya berhenti menghajar Nesya, diamatinya, kepala tertunduk itu sudah tak berdaya.