Masih pagi, jam baru menunjukan di angka 8. Hari ini, Susi susah rapih sedari tadi. Anak-anaknya sudah pergi kesekolah, Harto sudah berangkat kerja mengantar sayuran ke kota.
Susi melihat dirinya sekali lagi di cermin sebelum benar-benar berangkat ke rumah Adrian. Rencananya, Susi ingin membawakan sarapan buat Adrian. Rantang perak di genggamnya. Ia berjalan dengan wajah senang akan bertemu calon suaminya itu.
Wajahnnya selalu tersenyum, malu-malu sendiri saat bayangannya membayangkan wajah Adrian yang tampan menurutnya. Semu di pipinya mulai terlihat. Memerah layaknya buah tomat yang ranum. Kaki Susi melangkah berbelok kearah kanan. Entah kenapa Susi merasa jalanan hari ini tampak ramai di lalui orang-orang, tak seperti biasanya. Setiap beberapa meter kakinya melangkah, ia bertemu warga desa yang arah tujuannya sama.