Pistol di tangan Ferdy di acungkan kearah Akbar. "Selamat tinggal, Akbar..!" Seru Ferdy penuh percaya diri. Ia menarik pelatuk, namun, wajah beringas itu tidak takut peluru itu akan menembus dada, kepala atau bagian perut sekalipun. Anaknya tersenyum meledek dengan gaya songong-nya.
cletek..
Akbar terus maju, Ferdy menatap mantap untuk menghabisi anaknya. Dan menurutnya. Keputusan ini adalah benar untuk ia lakukan agar bisa bertahan hidup.
Ferdy tersenyum.
Akbar pun sama.
Dan..
jarinya mulai menarik pematuk senjata. Kemudian..
Pletuk.. Pistol ia tidak meletus maupun menembus jantung Akbar.
Ferdy mencoba sekali lagi.
Pletuk.. Tetap sama. Lagi dan lagi Ferdy mencoba menembakan pistol itu kearah Akbar. Tapi tetap saja pistol itu tidak ada pelurunya. Akbar tersenyum melihat tingkah Ferdy yang kembali kuatir. Tatapan mantap akan bisa menghabisi Akbar, ternyata gagal. Pistol itu kosong.