Rasanya Charlos sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Rissa. Sejak tadi pagi ia begitu bersemangat untuk pulang ke Bandung. Supirnya menyetir sangat pelan. Ia ingin menyela, tapi ia takut membuat supirnya jadi tidak bisa konsentrasi. Jadi akhirnya ia mencoba untuk bersabar.
Rissa mengiriminya pesan singkat untuk menemuinya di kedai kopi dekat Kharisma.
Akhirnya mobilnya tiba di kedai kopi tersebut. Charlos masuk ke dalam dan melihat kekasihnya sedang duduk di sudut ruangan. Ia langsung menghampirinya, duduk di hadapannya.
"Hai, Sayang!" sapa Charlos. Betapa terkejutnya ia melihat Rissa yang tampak sangat kusut. Wajahnya begitu pucat, matanya bengkak dan sembab.
"Hai, Charlos," balas Rissa kaku, tanpa senyum.
"Kamu kenapa, Sayang? Apa kamu sakit?" Tangan Charlos bermaksud untuk meraih pipi Rissa, tapi Rissa langsung menangkisnya.