"Kamu datang?" bisik Cinta. Menatap lekat sosok lelaki di hadapannya. Dia merasa ini hanya khayalan, tidak nyata.
Jujur Cinta merasa terpana saat melihat sosok Jovan dengan gagah berani memperkenalkan dirinya di depan orang penting di kampus Cinta. Belum lagi Jovan membawa rombongan agensinya. Cinta belum pernah dibela oleh banyak orang seperti ini. Cinta sempat putus asa dan merasa kalau Jovan pasti tidak akan datang, tapi semua ini sungguh diluar perkiraannya.
"Tentu saja, kekasih aku jelas-jelas minta tolong, enggak mungkin aku biarkan saja" balas Jovan, berbisik sambil mengedipkan sebelah matanya.
Cinta tidak menjawab, setiap kali Jovan berlaku manis dan menggombalinya, dia selalu merasakan mual di perutnya. Apalagi setiap mengingat orientasi seksual Jovan sebagai penyuka sesama jenis, rasa mual dan marah itu semakin kuat terasa.