"Yuan Lin, aku mencintaimu." Kata Jianghan dengan suara yang lantang. Hingga membuatku tersenyum lebar.
Aku malu dan tak berani membalikan wajahkum kubuka pintu itu dan pergi melangkah jauh dari kamar Jianghan.
Kurasakan jantungku berdegup dengan kencang, telingaku mulai berdegung dengan suaranya yang mengucap kata 'aku cinta kamu'.
Kutunggu di halte bus kuharap akan ada bus yang akan datang. Kupandangi jam di tanganku yang menunjuk hampir pukul setengah tujuh malam.
Di dalam bus malam kunikmati setiap detik dan menit di perjalanan, lampu jalan bersinar terang menghiasi gelapnya malam. Selama di perjalanan kuteringat dengan sikap Jianghan yang tiba – tiba menggenggam erat jemariku.
Bagaimana Jianghan bisa berpikiran jika aku akan menjauhi Jianghan dan memutuskan ikatan cinta ini. Aku mulai menyanggah kepalaku yang terasa agak berat sekarang.
***
