Sekarang Kinar dan Aley sudah berada di rumah sakit saat ini. Mereka berdua turut prihatin melihat keadaan Kendrik yang begitu sangat menyedihkan itu. Mereka berdua memandang kedua mata Maya terlihat membengkak, mereka tahu pasti ibu muda itu menangis tidak karuan melihat Kendrik yang terbaring lemah saat ini.
"Bersabarlah, dia akan baik-baik saja." Kinar memeluk Maya yang masih menangis dalam diam. Lalu Maya bersandar di bahu Kinar dan Tristan melihat sendiri, bahwa kedua gadis itu sangatlah dekat. Tristan merasa sangat senang jika Maya memiliki seorang teman seperti Kinar.
"Maya." Tristan menghampiri gadis itu, lalu mendekat.
"Ada apa?" tanya Maya dengan suara yang sudah parau.
"Ikutlah denganku ke Indonesia!" Seketika Maya diam membisu.
"Ada apa? Kau tidak ingin ikut?"
"Aku tidak bisa."
"Kenapa? Apa kau masih membenciku?" Lagi-lagi Maya terdiam.
"Baiklah, jika kamu tidak ingin ikut. Aku akan membawa anak ku!" Maya berdiri lalu memberi tamparan keras di pipi Tristan.