Tristan dan Maya masih senantiasa menunggu dokter menangani Kendrik. Rasanya seluruh tubuh Tristan terasa panas dingin karena tidak sabar lagi berharap mendengar kabar baik dari dokter. Ia sungguh tidak kuasa membiarkan anaknya menderita seperti itu, padahal dirinya baru saja merasakan menjadi seorang ayah untuknya.
"Kenapa lama sekali?!" Tristan bangkit berdiri sambil berkacapingang, dahinya dari tadi berkeringatan. Bajunya sedikit basah, padahal AC di rumah sakit tersebut semuanya menyala.
"Dok!" Tristan langsung saja menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangan tersebut.
"Bagaimana keadaan anak saya, Dok?" lanjut Tristan lagi.
"Anak Anda sedang kritis karena racun yang masuk kedalam tubuhnya begitu cukup banyak namun, untungnya kalian segera membawanya ke rumah sakit. Jika tidak, mungkin hitungan menit lagi dia tidak ada harapan lagi untuk hidup didunia ini," jelas dokter tersebut.
"Apa saya bisa menemuinya sekarang, Dok?"