Keesokan paginya tepat sekali hari Minggu, yang dalam artian waktunya para pekerja kantor berlibur, begitu juga dengan Zulfa yang kini masih berbaring di atas kasurnya yang terbilang empuk.
Belum ada niat untuk beranjak dari tempatnya, ternyata langit-langit kamar membuat pandangannya terpaku ke sana. Tidak ada lagi hal yang lebih baik selain habis bangun tidur langsung melamun, ya sekiranya seperti itu.
Melamun, namun bukan melamun yang benar-benar pikirannya kosong.
Zulfa menarik napas panjang lalu menghembuskannya dengan perlahan-lahan. Entah kenapa ia menjadi kepikiran apa yang telah dikatakan Rani kemarin, padahal kan ia tau kalau gadis satu itu tengah merasakan konsekuensinya. Untuk apa dirinya malah menjadi kepikiran? Masih tetap se-peduli itu ia dengan orang yang bahkan sudah menyakiti hatinya.
Tok
Tok
Tok
Terdengar suara ketukan pintu, dan tepat saat itu juga lamunan Zulfa buyar sambil menolehkan kepala ke sumber suara. "Iya, silahkan masuk saja."
Ceklek