Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Gunpowder over sunset

Macademia
--
chs / week
--
NOT RATINGS
7.7k
Views
Synopsis
Ini adalah sebuah kisah dimana tragedi yang sama berulang dengan urutan yang berbeda, setiap karakter, tempat, dan latar belakang sebuah kejadian berpengaruh pada cerita, dan setiap sudut pandang dari satu karakter dengan karatker lainnya akan memberikan petunjuk untuk anda, para pembaca sekalian.
VIEW MORE

Chapter 1 - The memory of a gunpowder fragrant, in the past.

Sebuah kejutan di sore itu, ledakan besar yang terjadi tepat di barat daya kota tempat ku menetap, terdengar suara ledakan senapan runduk yang sangat keras, kau berusaha keras untuk mencari sumber dari suara itu, teleskop yang tabung kirinya sudah pecah dan kaca di tabung kanannya sedikit retak pun masih ku gunakan, dan betapa terkejutnya aku melihat sebuah tubuh teman ku yang tergeletak tak berdaya, ditemani oleh seseorang yang berdiri tegak memegang sebuah L96 buatan Belgium yang di kostumisasi dengan peralatan lengkap dengan 1 tangannya sambil menghisap cerutu.

"Cepat!" Teriaknya dengan sangat lantang hingga terdengar dari gedung ber-lantai 3 dari jarak sekitar 180 hingga 200 meter itu, "Persiapkan kendaraan, dan suruh orang-orang mengirimkan tembakan dari meriam artileri ke kota ini!!! Mereka sudah lemah dan tak berdaya!!!", Aku yang tidak tinggal diam, menoleh kekiri dan kekanan dan menganguk dengan para relawan lainnya yang mendengar itu, belasan pemuda dengan pangkat kadet lainnya pun langsung berinisiatif untuk memulai evakuasi, ada yang membunyikan sirine alarm, ada yang memberi tau para serdadu, dan ada pula yang menggendong temannya yang tidak bisa berjalan, sedangkan aku, mengejar orang itu sambil memanggilnya.

"Tunggu!!! Tunggu!!!" pria itu pun menoleh, "Wah, ada mayat berjalan menghampiri ku? Aneh sekali nak, bukannya kau har-" "Aku ingin tau, alasanmu bertarung!!!", aku menyela pria itu, dia terlihat tidak senang, namun dia menganguk sedikit dan menghampiri ku lalu bersikap duduk, aku pun mengikutinya duduk, "Sepertinya, kau orang yang selalu dirumorkan itu ya, baiklah, kuberi tahu dirimu dengan sebuah teka-teki, kedaan dunia ini, terbagi menjadi 5 bukan?", aku menganguk "Dunia ini mulai terendam oleh air laut, dan itu artinya, mencari tempat tinggal dan sumber daya itu sulit, tapi tenang, bukan itu tujuan ku berperang." dia merogoh saku celana bagian kirinya dan mengeluarkan sebuah buku catatan seukuran tangannya, "Ini, bacalah, aku tidak memiliki keinginan untuk membunuhmu disini, nanti saat kau bertemu dan melawan ku lagi, beri aku jawaban dari apa yang kau dapat dari buku ini." dia berdiri dari sikap duduknya tadi "Nah, sekarang, kembalilah ke kota mu dan bantu evakuasi orang orang itu." Aku menganguk dan berlari sekuat tenaga untuk kembali, sesampainya di kota, aku membantu menaikan suplai, dan orang-orang tua serta yang terluka menaiki mobil hingga senja tenggelam, artilery itu tidak kunjung menghancurkan kota kami, hingga kami benar-benar keluar, dari kota itu, untuk tidak pernah kembali.

Perlahan aku terbangun dari tidur ku, mengingat kejadian itu lagi. Aku melihat kesebelah kiriku, sebuah lemari yang diatasnya ada sebuah buku, jam digital, dan lampu duduk yang menyinarinya "Haaah Jam 3 pagi? Seharusnya aku menanyakan 1 hal lagi waktu itu, tapi ya sudahlah." Aku bangun dan mencuci muka ku, lalu mengambil sebuah senapan runduk, membongkarnya 1 demi 1, dan membersihkan barrelnya dengan sebuah kapas yang di pasangkan ke sela-sela besi kecil yang panjang.

"K*, sudah bangun? Ayo, lanjutkan itu nanti, dan bergabunglah di meja makan." seseorang membuka pintu kamar ku dan menyuruh ku untuk bergabung minum teh pagi, namanya adalah Sophee**, dia adalah anak dari pemilik rumah yang kamarnya ku sewa, dia sangat cantik, tapi kemampuannya menggunakan bela diri sangat diacungi jempol, tapi...

"Jam 3 ya, sepertinya dirimu mengingat masa lalu, sampai harus mrmbongkar senapan tua itu?", "Itu tidak tua, itu antik, bahkan masih bisa berfungsi dengan peluru standar AK." tepis ku, "Baiklah, Tuan, Ini tehnya, silahkan diminum." Aku sedikit curiga dengan gerak geriknya sekarang, dan itu benar adanya, aku langsung memuntahkan teh yang ia berikan, berasa asam yang sangat amat aneh bercampur asin, seperti rasa lemon dicampur garam, tapi lebih aneh.

Selera humornya, sangat kacau sekali.

"Ahahahahah!!! Kena kau!" dia tertawa terbahak-bahak sampai menggeliat di lantai sambil menunjuk ke arah ku, dan ini adalah cerita, dimana perdamaian dunia terwujud, dan perang, masih berlanjut di belahan dunia lain, bukan di permukaan tapi di dasar dunia, yang kita ketahui sekarang, dimana aku pun terjebak dalam perang itu, hingga aku mati nanti"

*Kay Rowan, Scout class, Hybrided Sniper class, 7th Regiment Horus Scout Division. rank : Major Sergan, Biasanya dipanggil K ayau Kay, memiliki sifat buruk berupa sering marah dan caranya mengatasi hal itu adalah, dengan menghancurkan batu dengan Sledge Hammer milik pemilik rumah di bukti dekat distrik perumahan itu.

**Sophee Clair, Anak dari Albertini dan Gissela Clair, Civilian, bekerja sebagai penjaga rumah milik keluarganya sendiri yang memiliki total 7 Kamar ditambah 2 kamar lagi yang merupakan Kamae orang tuanya, dan kamar nya.