"Steve, kapan kau pulang? Bukankah kau bilang empat tahun?"
Tangan Steve yang sedang mengelus kepala CL pun terhenti. Dia kembali menatap ke kedua mata CL yang menatapnya dengan tatapan penasaran.
"Dua hari lalu. Aku baru saja pulang dua hari yang lalu.", Steve tersenyum sebentar.
"Setiap harinya aku berkerja sampai larut malam agar aku bisa mempercepat kepulanganku ke sini. Tapi, hanya dipercepat enam bulan saja."
CL menggembungkan kedua pipinya.
"Selama di Jerman aku selalu saja mengingat dirimu sampai kadang aku merasa stress karena tidak bisa berkonsentrasi dalam bekerja. Aku ingin menghubungimu, tapi terus saja kau tak mengangkat panggilanku. Dalam rapat pertemuan dengan rekan bisnis saja aku lebih sering melamun dari mendengarkan pembicaraan mereka. Tapi, untung saja ada Brylee yang membantuku."
"Jadi, itu gunanya Brylee ikut denganmu?"