LJ baru saja sampai di apartemen pada saat malam hari. Dia merasa sangat lelah saat ini. Sebenarnya dia ingi segera mengistirahatkan tubuhnya diatas kasur queen size miliknya, tapi dia teringat belum makan malam. Jadi, dia memutuskan untuk mendudukan diri terlebih dahulu di sofa ruang tamunya. Apartemen nya sangat sepi saat ini.
Pergi kemana maid?. Pikirnya.
LJ membuka ponsel nya dan melihat banyak notifikasi pesan dan panggilan tak terjawab dari CL. Sedari tadi dia mematikan nada dering ponsel nya, alhasil dia tidak tahu kalau CL mencoba menghubunginya.
Akhirnya LJ membuka pesan yang dikirimkan sahabatnya itu.
Causa Lee
Woi curut! Dah pulang belom lo?
Makan malem dateng ke rumah gua. Disuruh mama!
Jangan masak!
15.45
Tok tok, ada orang ga?
Halo?
Hai?
Orangnya masih hidup ga?
15.55
LJ!!!!!
Kemana sih ni anak?!
WOI!!!!
Au ah gelap.
16.15
LJ BALES WOI, MAMA NANYAIN MULU!!
WOI SETAN CEPETAN BALES!
DIH SOMBONG BANGET!
Astaga, kemana si ni anak?
LJ GUA PECAT LO JADI SAHABAT!!
BALES SETAN|
16.50
Ya begitulah sekiranya pesan yang dikirimkan oleh CL. LJ hanya tertawa melihat barisan kalimat tersebut. Tidak biasanya CL bawel seperti ini.
Causa Lee is calling…
Baru saja LJ ingin mengetik pesan, CL sudah meneleponnya terlebih dahulu. Dengan segera ia mengangkat panggilan tersebut.
"Halo, bisakah saya bicara dengan LJ?", ucap CL dengan polosnya disebrang sana. Sedangkan LJ hanya menahan tawa.
"Apaan deh bangsat?", balas LJ.
"HEH DARI MANA AJA LO?! UDAH GUA TELEPON BERKALI-KALI TRUS UDAH GUA KIRIM PESAN HAMPIR PULUHAN KAGAK DIBALES. GUA KIRA LO DICULIK TRUS DIBUNUH TAU GA?!", LJ langsung saja menjauhkan ponsel nya dari telinganya. Bisa pecah gendang telinganya.
"Berisik elah."
"Your head berisik, sialan!"
"Cih, iya iya maaf. Ada apa?"
"Pake tanya lagi ada apa? Emang lo ga baca pesan gua?"
"Enggak."
"Dih! Yaudah lah biarin. Udah makan malem lo?"
"Belom kenapa? Lagian gua baru nyampe rumah."
"Buset foya-foya dimana lo baru pulang jam segini?"
"Heh enak aja bilang gua foya-foya. Gua tuh sibuk banyak kerjaan."
"Ck, sok sibuk!"
"Bawel, mo ngomong apaan tadi? Gua matiin nih."
"Eeehhhh jangan, jangan. Lo udah makan malem belom?"
"Belom. Perasaan gua tadi bilang belom."
"Yaudah jangan masak, makan malem disini. Disuruh mama!"
"Kalo gua ga mau gimana?"
"Bukan urusan gua!"
"Iya-iya gua mandi dulu. Masih lama kan makan malem nya?"
"Iya, maid baru pada mulai masak."
"Yaudah gua mandi dulu."
"Hmm, yang wangi!"
"Bacot!"
LJ memutuskan panggilan tersebut secara sepihak. Tidak peduli dengan CL yang sedang menyumpah serapahinya di rumahnya.
Dengan seenak hati LJ melempar ponsel nya diatas sofa tanpa memperdulikan benda pipih panjang itu akan jatuh atau tidak. Anak perempuan itu beranjak dari duduknya lalu segera pergi ke kamar mandi.
LJ menyiapkan bath up lalu mempersiapkan diri untuk memasukan tubuhnya ke dalamnya.
~~
Selang dua puluh menit akhirnya LJ menyelesaikan acara mandinya dan kini dia sedang bersiap untuk pergi. Setelah siap, Lj kembali ke ruang tamu untuk mengambil kunci motornya dan ponsel nya.
"Oh nona, kau sudah pulang?", itu dia maid yang dicarinya sedari tadi.
"Iya. Kau dari mana?"
"Aku tadi belanja bahan makanan nona. Stok bahan makanan sudah menipis, jadi saya belanja terlebih dahulu untuk memasak makan malam nona."
LJ jadi merasa tidak enak kepada maid nya. Maid nya pergi malam malam begini, membeli bahan makanan untuk memasak makan malam untuknya.
"Eumm begini, CL mengundangku untuk makan malam di rumahnya. Jadi kau tidak perlu memasak untukku mala mini. Tapi, kau boleh memasak apapun yang kau ingin makan untuk makan malam mu."
"Tapi nona-"
"Sudah tidak ada tapi tapi. Jangan membantah, aku tidak suka dibantah. Dan kau jangan lupa untuk melakukan apa yang aku suruh."
"Baiklah nona."
"Kalau begitu, aku berangkat. Kunci rapat semua celah untuk masuk kesini dan jangan pernah bukakan pintu untuk siapapun selain aku. Ingat itu!"
"Baik nona."
LJ berjalan melewati maid yang tadi berbicara dengannya. Dia keluar apartemen tersebut lalu segera mengambil motornya dan pergi dari sana.
Selama perjalanan awalnya baik-baik saja sampai LJ merasa bahwa ada satu mobil yang mengikutinya. LJ mengernyitkan dahinya di balik helm sambil menatap kaca spion yang menampilkan sebuah mobil yang berada tepat di belakangnya.
Tanpa ragu LJ mengarahkan mobil tersebut ke jalan yang jarang dilalui orang. Tadinya dia hanya ingin mengambil jalan pintas, tapi ternyata mobil itu mengikutinya.
LJ memberhentikan motornya, melepas helmnya, dan turun dari kendaraan beroda dua itu. Mobil yang mengikutinya juga berhenti tepat di belakangnya lalu satu persatu penumpang mobil tersebut turun. Mereka menutupi wajah mereka dengan kain semacam masker.
"Siapa kalian?", tanya LJ tanpa rasa takut.
Bukannya menjawab, orang-orang yang turun dari mobil malah membuka penutup wajah mereka. Bukannya terkejut, LJ malah mengepalkan tangannya dan menahan emosi.
"Surprise!", ucap salah satu pria dari keempat pria yang turun dari mobil.
"Ada urusan apa kalian mendatangiku?", tanya LJ kembali.
"Kami tahu kau sudah mengetahui segala hal tentang kami. Bahkan rencana kami untuk menjatuhkan organisasi tersebut."
"Lantas?"
"Kami ingin kau kembali ke perkumpulan ini dan bersama-sama menghancurkan mereka."
LJ semakin menguatkan kepalan tangannya.
"Tidak. Aku tidak akan pernah kembali ke sana. Dan aku akan menjadi orang yang akan mengacaukan rencana kalian atau jika perlu aku yang akan menghancurkan kalian."
"Baiklah. Aku beri kau pilihan."
"Pilihan?"
"Ya, pilihannya adalah kembalilah bersama kalian atau…"
"Atau?"
"Mati.", orang yang di belakang pria tersebut mulai mengeluarkan senjata tajam mereka masing-masing, bahkan ada yang memberikan sebuah pedang ke pria tersebut.
"Apa untungnya kalian membunuhku huh?"
"Tentu saja ada, tapi hanya sedikit. Karena kami tahu anak buahmu yang akan melanjutkan misimu jika kau mati."
"Jadi, apa gunanya kau membunuhku kalau kau tahu apa yang akan terjadi selanjutnya?"
"Semua rahasia kami berada di tangan mu. Kalau kau masih bernafas, pasti dengan mudahnya rencana kami terbongkar."
"Terbongkar?", LJ tersenyum miring. "Tenang saja, aku tidak akan secepat itu membongkar identitas atau bahkan rencana kalian. Karena aku masih ingin bermain dengan kalian."
"Wah wah wah, ternyata kau masih peduli dengan kami."
"Cih, jangan berkhayal. Majulah, tugasku bukan hanya mengurusi bajingan seperti kalian!"
LJ mempersiapkan diri untuk berkelahi dan menunggu pria pria di depannya untuk menyerang. Walaupun pria pria tersebut bersenjata sedankan dia tidak, LJ tidak takut sedikit pun karena ini sudah biasa untuknya.
Pria tadi menoleh ke arah para pengikutnya dan menganggukkan kepala, memberi pertanda untuk maju dan menyerang anak perempuan di depan mereka.
Tanpa basa basi kedua pihak saling melangkahkan kaki untuk mendekat. Saat pria pria tersebut sudah mendekati LJ, mereka langsung saja memberikan serangan. LJ langsung membungkukkan tubuhnya saat sebuah pedang melayang ke arah kepalanya.
Dengan itu akhirnya perkelahian antara LJ dan keempat pria tadi akhirnya dimulai.