Mau tak mau, Causa dan lainnya harus rela mengorbankan peluru handgun mereka lagi untuk melawan. Tak mungkin dari awal sampai akhir, mereka menggunakan tangan dan kaki untuk melawan. Hanya sesekali mereka menggunakan fisik untuk menyerang, jika ada musuh yang lolos dari tembakan da terus mendekat.
Brylee berusaha melindungi Causa. Dia terus menutupi jalan musuh untuk menyerang Causa yang masih sibuk melontarkan peluru handgun nya. Dia juga yang paling sering menggunakan fisik untuk melawan. Karena ulahnya yang selalu menutupi musuh agar tak menyerang Causa, dirinya beberapa kali hampir terkena tembakan Causa.
"Mereka terus bertambah, apa yang harus kita lakukan?", Brylee bertanya terdesak. Dia masih berada di sekitar Causa. Tak peduli seberapa banyak dan seberapa sakit serangan yang ia terima, setidaknya serangan tersebut tak mengenai Causa.
"Kita tidak bisa berdiam diri. Ayo maju!"