"Gary!"
Causa masih meraungkan nama Gary. Dirinya masih tak terima kenyataan yang terjadi sekarang. Putra sulungnya, putra pertamanya, kebahagiaan pertamanya, telah pergi untuk selamanya. Menemui kedua orang tuanya yang sudah tenang di sana.
"GARY BANGUN!"
Raungan Causa membuat Neandro sedikit bergidik ngeri. Anak kecil itu tidak terlalu paham apa yang sedang terjadi saat ini. Yang dia tahu hanyalah sang kakak yang tertidur di pelukan ibunya. Dia tak tahu kalau kakaknya sudah meninggalkan dirinya.
"Mama, Papa, Paman, ada apa? Kenapa kakak tidur? Ini kan belum waktu tidur siang.", Neandro yang polos, tak tahu apa-apa itu pun hanya bisa bertanya ke ketiga orang yang ada di sekitarnya saat ini. "Kakak. Kak Gary, bangun! Ayo main, Kak!", Neandro menggoyangkan tubuh Gary yang sudah tak bernyawa itu.
"Mama kenapa nangis? Aku bingung.", Neandro masih belum paham. Wajahnya menunjukkan kebingungan yang teramat. Bahkan dia frustasi saat ini. "Papa, ada apa?"