"Tapi, itu kan namanya bertahan hidup. Siapapun bisa melakukannya."
Brylee kembali terkekeh. Kadang berbicara dengan Causa sama saja seperti berbicara dengan anak kecil polos yang belum tahu apapun.
"Kau sudah berjuang dan bertahan sampai titik ini. Coba kau pikir, siapa yang bisa bertahan seperti itu? Zaman sekarang, orang-orang lebih memutuskan untuk menyerah hanya karena ada sedikit kesalahan di dalam jalan perjuangan mereka. Tapi, kau tidak. Seharusnya kau berjuang terus menerus kan sampai titik akhir?"
"Tentu saja. Sekarang saja iya."
"Tapi, di tengah jalanmu, kau harus mengalami kesalahan dengan menikah. Menikah tentu saja membuat dirimu tidak merasa leluasa untuk melakukan perjuanganmu. Statusmu sebagai seorang istri sekaligus ibu sangat bertolak belakang dengan perjuanganmu saat ini. Benar?"
Causa menurunkan pandangan. Dia menatap jari jemarinya yang saling bertengkar. "Benar."