Angin berhembus semakin kencang. Brylee menutup matanya. Dengan begitu, Brylee benar benar merasakan kehadiran LJ saat ini. Tetesan air mata lainnya menyusul turun.
"LJ?"
Tangan Brylee terangkat dan memegang angin yang ia rasa sebagai tangan LJ di sisi wajahnya. Sungguh, Brylee bisa merasakan hangatnya tangan LJ saat ini. Brylee pun tak bisa menahan air matanya lagi. Dia menangis. Brylee yang selama ini terlihat bahagia, selalu tersenyum, dan selalu suka memanjakan Causa pun sekarang terlihat lemah.
Brylee merasa sangat lega karena akhirnya dia bisa mengeluarkan segala rasa gundahnya. Dia akhirnya bisa menumpahkan air mata kerinduan pada LJ tanpa dilihat atau diketahui oleh siapapun.
"Brylee?"
Brylee yang mendengar suara halus LJ pun membuka matanya. Dia melihat sosok LJ yang berdiri di depannya dengan senyuman khas milik LJ. Brylee semakin tak bisa menahan air matanya. Isakan mulai terdengar dari mulut Brylee.
