"Anak perempuan ini merasa hancur saat itu juga. Dan yang membuatnya semakin hancur adalah, ayahnya menampar wajahnya untuk pertama kali dalam hidupnya. Tepat di depan makam ibunya sendiri."
Mata Causa berkaca kaca. Dia menceritakan kisahnya sendiri yang membuatnya ingin menangis.
"Kehancuran yang sudah berada di tingkat atas pun membuat anak perempuan ini ingin bunuh diri. Tapi, aksi bunuh dirinya digagalkan oleh sahabat laki-lakinya. Tapi, tenang saja, ayah dan anak perempuan ini berbaikan. Lagi-lagi tak berselang lama, ayah anak perempuan ini pun menjadi target selanjutnya. Anak perempuan ini pun merasa muak dan akhirnya mengibarkan bendera perang. Dia membawa seluruh pasukannya untuk bertempur dengan musuhnya. Tapi, hari itu juga anak perempuan ini kehilangan semuanya. Ayahnya, kedua sahabatnya, seluruh pasukannya, dan juga pria yang mencintai dirinya."
Daren Osvaldo.